Pasar Seni, Memanusiakan Manusia

id Pasar Seni, Memanusiakan Manusia , kesenian, kebudayaan, seniman, ITB, Institut Teknologi Bandung, Jabar, Jawa Barat, Lukisan, seni lukias, gambar, Mo

Pasar Seni, Memanusiakan Manusia

Tugu Monas dan Ondel-Ondel Jakarta. (ANTARA FOTO Dok/Fanny Octavianus).

Lewat pasar seni, kita berharap dapat membangun minat masyarakat pada dunia seni, seni itu mengajarkan warna, komposisi dan lain-lain yang akan mempengaruhi jiwa kita, dengan cara begitu kita bisa lebih manusiawi."
Jakarta (Antara) - Pasar Seni Jakarta 2013, sebuah peristiwa kesenian dan kebudayaan yang bertemakan Jakarta Big Kampoeng, adalah upaya segenap alumni ITB dalam memanusiakan manusia lewat keindahan seni.

"Lewat pasar seni, kita berharap dapat membangun minat masyarakat pada dunia seni, seni itu mengajarkan warna, komposisi dan lain-lain yang akan mempengaruhi jiwa kita, dengan cara begitu kita bisa lebih manusiawi," ujar Koordinator Kurator Seniman Seni Rupa, Aminudin TH Siregar  di Jakarta, Minggu.

Acara ini akan berlangsung selama tiga hari penuh, 3-5 November, di Parkir Timur Senayan, Gelora Bungkarno, Jakarta. Acara ini akan menghadirkan 20 sekolah seni, 100 stand kuliner, 500 seniman, 1000 artis, dan 8000 parade.

Salah satu kekuatan dari Pasar Seni Jakarta adalah pameran seni rupa yang berjudul 'Percakapan Menyilang'. Seperti dikatakan Aminudin TH Siregar, pameran ini mempertemukan seniman antargenerasi dari seniman muda hingga seniman paling senior di Indonesia.

Pasar Seni yang awalnya diselenggarakan di kota Bandung, tahun ini untuk pertama kalinya diselenggarakn di kota Jakarta. Jakarta dipilih karena dianggap memiliki keunikan yang merupakan perkumpulan dari banyak budaya di Indonesia.

"Tema tahun ini Jakarta Big Kampoeng, karena di Jakarta terdapat kumpulan budaya," kata Aminudin.

Selain pameran dan stand bazaar Pasar Seni ini juga menggelar kegiatan bersepeda ria pada Minggu pagi yang diikuti 1000 pengunjung, dan parade Marching Band di acara selanjutnya.

Pasar Seni Jakarta menampilkan berbagai wahana atraksi dan karya seni yang dibagi ke dalam empat zona, yaitu zona angin, zona api, zona air, zona tanah, dan zona antara. Ke empat zona ini menjadi simulasi dari kehidupan Jakarta masa lampau.

Area Pasar Seni Jakarta dikatakan sebagai miniatur Indonesia karena di setiap zonanya terdapat seniman dari daerah-daerah di Indonesia. "Ada dari Yogyakarta, Malang, Ciamis, Makassar, Sulawesi, Bandung, mewakili hampir semua daerah di Indonesia" tambah Aminudin.

Pihak panitia berharap acara ini akan meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap dunia seni. Harga tiket masuk yang murah merupakan salah satu penegas bahwa seni bukan untuk dikomersialisasikan.

"Pasar seni ini murni untuk apresiasi bukan untuk komersialisasi, kalaupun ada tiket masuk itu hanya agar tidak liar saja", tambah Aminudin.

Pihak panitia juga mengatakan tidak ada puncak acara, "Karena akan selalu ada kejutan di setiap harinya" ujar Aminudin.