Bandarlampung (ANTARA) - Camat Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung, Johanes Chanzen mengukuhkan Paguyuban Sanggar Seni Putro Wahyu Aji di Kampung Sripurnomo.
"Seni kuda kepang dan lainnya ini merupakan warisan budaya nenek moyang kita yang harus dan tetap dilestarikan, oleh kita semua, maka saya apresiasi Paguyuban Sanggar Putro Wahyu Aji yang telah ikut menjaganya," kata Johanes dalam keterangan yang diterima, di Bandarlampung, Kamis.
Menurutnya, dengan hadirnya sanggar seni di desa tersebut berhasil mengubah suasana perkampungan dimana masyarakatnya mayoritas berasal dari Pulau Jawa itu. Paguyuban Sanggar Seni Wahyu Putro Aji khususnya di Kecamatan Kalirejo merupakan aset dan bentuk sumbangsih kepada negara melalui seni dan kebudayaan.
"Presiden Amerika Serikat Jhon F Kennedy mengatakan jangan tanyakan apa yang negara ini berikan kepada kita, tapi tanyakan apa yang telah kita berikan kepada negaramu. Nah pengukuhan Sanggar Wahyu Aji merupakan salah satu andil atau sumbangsih kami kepada negara, menjaga dan melestarikan seni budaya," kata dia pula.
Ketua Paguyuban Sanggar Seni Putro Wahyu Aji Nanang Suprapto mengatakan acara yang digelar oleh Paguyuban Sanggar Seni Putro Wahyu Aji dalam rangka melestarikan seni budaya.
"Kegiatan petas dan pengukuhan ini adalah upaya kami untuk menjaga dan melestarikan seni budaya nenek moyang kita," kata dia.
Dia menjelaskan dengan dikukuhkannya Paguyuban Sanggar Seni Putro Wahyu Aji diharapkan dapat menjadi ajang silaturahmi dan memperkenalkan seni budaya kuda kepang kepada para generasi muda dan masyarakat secara umum.
"Ini merupakan upaya kita menjaga dan melestarikan dan mencintai seni budaya melalui pementasan atau pertunjukan dan juga menjadi ajang saling bersilaturahmi dan menjaga kekompakan khususnya para pencinta seni di sini," ujarnya.
Satu putra daerah Tri Wiyadi yang konsen bergerak di bidang sosial kemanusiaan, seni, adat dan budaya, spiritualisme serta nasionalisme, mengungkapkan bahwa berdirinya Sanggar Seni Putro Wahyu Aji ditempuh dengan beberapa tahapan dimulai dari napak tilas para leluhur di Tanah Lampung bahkan Tanah Jawa.
"Setelah itu teman-teman baru melakukan latihan bersama selama tujuh Kamis dan tujuh Senin dengan tujuan memantapkan dan memaknai seni dengan baik," kata dia.
Kemudian, ujar dia lagi, kegiatan tersebut juga guna menyertakan doa bersama untuk mendoakan para pejuang bangsa, para leluhur pendahulu serta orang tua sebagai wujud syukur kepada Allah SWT.
"Melestarikan budaya adalah menjadi tanggung jawab bersama sebagai anak bangsa, inilah wujud cinta kita terhadap tanah kelahiran dan cinta terhadap warisan seni budaya Indonesia. Karena jika bukan kita siapa lagi, jangan sampai diakui bangsa lain baru tergugah untuk menjaga," kata dia lagi.
Baca juga: Padang lestarikan seni dan budaya melalui Festival Siti Nurbaya
Baca juga: Nanang ajak masyarakat lakukan vaksin dosis 3 dan lestarikan seni budaya
Camat Kalirejo kukuhkan Paguyuban Sanggar Seni Putro Wahyu Aji
Seni kuda kepang dan lainnya ini merupakan warisan budaya nenek moyang kita yang harus dan tetap dilestarikan,