Ketua Petambak Bratasena Ditangkap Polisi

id Ketua Petambak Bratasena Ditangkap Polisi

Ketua Petambak Bratasena Ditangkap Polisi

Saat kerusuhan, petambak dan karyawan Bratasena mengungsi guna mengamankan diri dari bentrok antarpetambak. (FOTO ANTARA LAMPUNG/Eni Muslihah)

Bandarlampung, (Antara Lampung) - Kepolisian Daerah Lampung menangkap Cokro Edi Prayitno, Ketua Forum Silaturahmi petambak Central Pertiwi Bahari (Bratasena), di Kabupaten Tulangbawang terkait dengan kasus bentrokan antarpetambak Maret lalu hingga tiga orang tewas.
        
"Polisi menangkap tersangka sekitar pukul 17.00 WIB di kantor Bupati Tulangbawang," kata Kepala Bidang Humas Polda Lampung AKBP Sulistyaningsih.
   
Alasan penangkapan tersangka tersebut, menurut dia, karena yang bersangkutan sudah dipanggil pihak kepolisian sebanyak empat kali, tidak pernah memenuhi panggilan tersebut.
        
"Polisi telah dua kali menyampaikan panggilan sebagai saksi dan dua kali panggilan sebagai tersangka," ujar dia lagi.
        
Alasan lainnya, ujar Sulistyaningsih, beberapa kali pemerintah kabupaten setempat telah mengundang Ketua Forsil itu, tetapi tidak juga dapat hadir, justru mengutus perwakilan dan mengerahkan massa mencapai ratusan orang.
        
Padahal, kata dia lagi, undangan Pemkab Tulangbawang itu bertujuan melakukan mediasi konflik antarpetambak dan permasalahan di pertambakan Bratasena itu.
        
Polda Lampung, menurut dia, menilai pimpinan Forsil itu tidak memiliki iktikad baik untuk berdamai.
        
"Hari Senin ini yang bersangkutan hadir ke Pemkab Tulangbawang dengan membawa massa sekitar 500 orang, padahal ingin melaksanakan perdamaian," kata dia lagi.
        
Upaya mediasi konflik pertambakan Bratasena itu hingga saat ini belum terjadi kesepakatan di antara para pihak karena Forsil terus menolak konsep perdamaian yang ditawarkan oleh Pemkab Tulangbawang itu.
        
Pada saat penangkapan, ratusan massa masih bertahan di depan Kantor Bupati Tulangbawang yang dijaga oleh personel Brimob.
        
Polda Lampung untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi kerusuhan bersama Polres Tulangbawang telah menurunkan sekitar 300 personel guna mengamankan lokasi.
        
"Sementara itu, di lokasi tambak PT Central Pertiwi Bahari masih kondusif. Namun, lokasi tersebut dijaga 600 personel kepolisian," katanya lagi.