Petani Waykanan Senang Harga Karet Terus Naik

id Petani Waykanan Senang Harga Karet Terus Naik , kebun, Waykanan, Ban mobil, petani, sadap, getah

Petani Waykanan Senang Harga Karet Terus Naik

Petani menyadap pohon karet di kebunnya di Blambangan Umpu, Waykanan, Provinsi Lampung. (Foto ANTARA Dok/Gatot Arifianto).

Bandarlampung (ANTARA LAMPUNG) - Para petani tanaman perkebunan karet di Kabupaten Waykanan, Lampung mengaku senang, karena harga getak karer hasil panennya terus naik dalam beberapa pekan terakhir, dan kini bertahan pada posisi Rp9.000--Rp10.000 per kilogram.

"Harga karet di sini stabil dengan harga cukup tinggi, rata-rata sekitar Rp9.000/kg sampai Rp10.000/kg," kata petani Desa Wonoharjo, Kecamatan Bumi Agung, Kabupaten Waykanan, Wiyono (51) di Wonoharjo, Minggu (19/1).

Dia menjelaskan bahwa harga karet sebesar itu lebih tinggi daripada harga sekitar empat bulan lalu yag hanya sekitar Rp7.000/kg.

"Harga tertinggi di sini pernah mecapai Rp16.000/kg pada sekitar dua tahun yang lalu," katanya.

Tingginya harga karet itu, kata Wiyono lebih lanjut, antara lain karena produksi agak kurang, sedang berlangsung musim hujan, sementara permintaan oleh pedagang pengumpul hasil bumi terus meningkat.

"Hasil panen karet di sini cukup lumayan karena bisa dipanen seminggu sekali atau empat kali sebulan," katanya pula.

Khusus di Desa Wonoharjo, kata Wiyono lebih lanjut, bisa menghasilkan sekitar tiga hingga empat mobil druk dalam seminggu, dan setiap mobilnya berisi sekitar 3--3,5 ton.

Sampai dengan memasuki awal tahun 2014 ini di desa itu juga sudah tedapat sedikitinya 200 hektare tanaman karet milik petani.

Selain karet, para petani desa setempat juga memiliki sekitar 850 hektare tanaman kelapa sawit, baik milik petani sendiri maupun yang diplasmakan ke perusahaan swasta PT Plam Lampung Persada (PLP).

Desa Wonoharajo, Kecamatan Bumi Agung Kabupaten Waykanan, Provinsi Lampung merupakan salah satu Desa Siaga yang berjarak sekitar 250 km sebelah utara Kota Bandarlampung.

Wiyono yang juga salah satu tokoh di desa tersebut mengatakan pula bahwa salah satu kendala di desa itu adalah jauhnya dari kota dan belum didukung oleh sarana jalan yang bagus karena banyak jalan aspal yang rusak sehingga sering menyulitkan pengangkutan hasil bumi hasil panen petani dari desa ke kota.

Dia dan masyarakat setempat lainnya sangat mengharapkan agar sarana jalan di desa itu, terutama yang di areal perkebunan kelapa sawit dan karet yang rusak dapat segera diperbaiki agar tidak menghambat lalu lintas angkutan komoditas hasil bumi.

Komoditas kelapa sawit dan karet merupakan komoditas ekspor Lampung ke sejumlah negara, yang mampu menyumbangkan devisa yang relatif cukup besar bagi daerah Lampung.