Kemenkominfo gelar webinar pendidikan karakter Gen-Z bagi guru dan siswa

id Lampung, solo, kemenkominfo,Literasi digital

Kemenkominfo gelar webinar pendidikan karakter Gen-Z bagi guru dan siswa

Kemenkominfo gelar webinar pendidikan karakter Gen-Z bagi guru dan siswa.

Pesatnya perkembangan digital di Indonesia perlu diimbangi dengan kapasitas literasi digital yang mumpuni...
Bandarlampung (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi menyelenggarakan webinar Makin Cakap Digital 2022 dengan tema ‘Pendidikan Karakter Gen-Z di Era Digital’.

Kegiatan ini berlangsung pada Kamis, 28 Juli 2022 dengan para guru sebagai audiens yang dimoderatori oleh Wahyu Rintoko Aji melalui zoom.

Webinar ini  bertujuan untuk memberi penjelasan pada guru mengenai pentingnya mendidik, sekaligus membentuk karakter dan kepribadian Gen-Z yang baik di era digital.

Dilatarbelakangi oleh data survei We are Social Hootsuite per Februari 2022, di Indonesia terdapat 204,7 juta pengguna internet yang setara dengan 73,7 persen dari populasi penduduk Indonesia.

Angka tersebut terlihat bahwa terjadi peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya (2,1 juta atau naik 1 persen). Terdapat potensi yang masih cukup besar bagi seluruh penduduk Indonesia agar dapat menggunakan dan mengoptimalisasi penggunaan internet.

Berdasarkan data tersebut, Kemenkominfo bersama Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi mengadakan webinar ini, agar para guru dapat menanamkan pentingnya pendidikan karakter bagi pengguna media digital.

“Pesatnya perkembangan digital di Indonesia perlu diimbangi dengan kapasitas literasi digital yang mumpuni agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital dengan produktif, bijak, dan tepat guna,” kata Dirjen Aptika Kominfo Samuel Abrijani Pangerapan.

Peran guru dalam masyarakat sangat penting untuk memberikan edukasi dan menjabarkan mengenai pendidikan karakter yang baik dan sopan dalam berbagai kondisi.

Pendidikan Karakter yang Sopan Santun bagi Pengguna Media Digital

Webinar sesi pertama diisi oleh Marita Surya Ningtyas, Founder Blogspedia Group.

Ia menyampaikan alasan mengapa harus bersikap etis di internet, kompetensi literasi digital terkait netiket yang berkaitan dengan Generasi Z yang cerdas. Sebab sejak kecil sudah dominan berinteraksi melalui media sosial.

“Terdapat dampak positif dan negatif yang terjadi. Maka itu, perlu pemahaman dalam memberi pendidikan karakter yang tepat dan bagaimana menggunakan internet secara sehat. Budi pekerti dan karakter baik anak yang dianggap tak muncul terjadi akibat dari tidak terpenuhinya kebutuhan anak dalam hal dicintai dan disayangi,” ujar Marita Surya Ningtyas.

Hal itu menyebabkan otak anak-anak terganggu saat sedang berkembang. Inti dari pendidikan karakter dan budi pekerti sebenarnya sangat sederhana, yaitu berikan emosi positif kepada anak-anak kita.

Marita Surya Ningtyas turut memberi kesimpulan bahwa internet sebagai anugerah juga dapat jadi bencana, jika tidak diiringi dengan etika digital. Gunakan etika digital sebagai pedoman untuk menjunjung nilai-nilai kebajikan antarmanusia.

Selanjutnya, narasumber kedua Sulastri, Wakil Ketua Guru Bisa Menulis.

Ia membahas mengenai urgensi pendidikan karakter dan kepribadian di lingkungan sekolah.

“Sumber dari pendidikan karakter di sekolah dapat melalui pendidikan agama, budaya sekolah, dan kebiasaan berperilaku seperti bergabung dan berkomunikasi dengan warga sekolah,” ujar Sulastri.

Sulastri menyampaikan tujuan dan fungsi pendidikan karakter, yaitu membentuk pribadi anak agar dapat berpikir rasional, dewasa, dan bertanggung jawab.

Pendidikan karakter, idealnya dilakukan bersama-sama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat. Maka itu, sebaiknya sekolah tak hanya mengutamakan pendidikan pada aspek pengetahuan dan keterampilan saja. Melainkan juga harus menanamkan aspek sikap spiritual dan sosial.

Iqbaal Harits Maulana, pengelola sistem informasi dan basis data turut memaparkan materi. Ia menjelaskan perbedaan antara etika dan etiket yang ditinjau dari objek.

“Sebab akibat dari etis media sosial dicontohkan dengan sumber berita di portal online yang mendapat banyak komentar dengan ujaran kebencian. Sikap sopan di media sosial dapat dimulai dengan menggunakan bahasa yang santun dan tidak mengandung SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan),” ujar Iqbaal Harits Maulana.

Dari semua itu, didapat kesimpulan untuk terus mengajak masyarakat merayakan kemudahan digital, menghormati ilmu pengetahuan dan ikut mendukung bentuk kemajuan dengan tetap menerapkan sikap sopan santun demi mengangkat derajat manusia yang semestinya.

Pentingnya pendidikan karakter bagi Gen-Z perlu dilakukan dalam berbagai lingkungan. Mulai dari keluarga hingga masyarakat.

Harapan dari webinar ini, untuk masyarakat, khususnya para guru dapat menilai pengaruh baik dan buruk dunia digital, sehingga bisa menyusun rencana ke depan dan menanamkan nilai pendidikan karakter dalam ranah media.

Respons baik dari masyarakat terus memberikan semangat bagi Kemenkominfo bersama Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi untuk terus berupaya menyediakan sarana edukasi yang telah dirancang melalui program Indonesia Makin Cakap Digital. 

Informasi terkait kegiatan dapat diakses melalui info.literasidigital.id atau akun media sosial Siberkreasi di Instagram, TikTok, Twitter, Facebook dan channel Youtube Siberkreasi.
Baca juga: TikTok Indonesia meluncurkan fitur literasi digital
Baca juga: Pemerhati ingatkan tangkal hoaks perlu tingkatkan budaya baca masyarakat