Wamenkes sebut lima provinsi masih tunjukkan peningkatan kasus COVID-19

id kasus COVID,PPKM,Wamenkes,komorbid,rawat inap

Wamenkes sebut lima provinsi masih tunjukkan peningkatan kasus COVID-19

Tangkapan layar - Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono dalam keterangan pers terkait hasil Ratas Evaluasi PPKM yang ditayangkan melalui akun Youtube Sekretariat Presiden, Senin (7/3/2022) ANTARA/Mentari Dwi Gayati

Jadi sebagian besar kasus yang dirawat adalah kasus-kasus yang tidak memerlukan perawat secara klinis medis, kata Wamenkes
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menyebutkan ada lima provinsi yang masih menunjukkan tren peningkatan kasus harian aktif COVID-19.

"Ada lima provinsi yang trennya masih sedikit meningkat, yaitu Provinsi Aceh, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Kalimantan Utara," kata Dante dalam keterangan pers terkait hasil Ratas Evaluasi PPKM yang ditayangkan secara virtual di Jakarta, Senin.

Dante menjelaskan bahwa secara nasional, tren kasus harian COVID-19 sudah mulai menurun, yang dilihat dari turunnya angka reproduksi efektif (Rt) virus di seluruh pulau besar Indonesia.

Selain itu, jumlah pasien rawat inap di rumah sakit juga kian menurun, dimana saat ini terdapat 60 persen pasien yang dirawat tidak bergejala atau bergejala ringan.

"Jadi sebagian besar kasus yang dirawat adalah kasus-kasus yang tidak memerlukan perawat secara klinis medis," kata Wamenkes.

Pada kasus kematian, sebanyak 50 persen pasien COVID-19 yang meninggal dunia memiliki penyakit penyerta atau komorbid.

Mayoritas kasus kematian tersebut, berasal dari lansia dengan komorbid berupa diabetes, hipertensi dan gagal ginjal.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan bahwa kondisi tren kasus konfirmasi harian untuk Pulau Jawa dan Bali menunjukkan penurunan.

"Tingkat rawat inap di seluruh Jawa dan Bali sudah menurun, kecuali DIY. Namun, kami prediksi DIY akan turun dalam beberapa hari ini," kata Luhut yang juga Koordinator PPKM Jawa-Bali.

Dengan penurunan jumlah kasus harian itu, pemerintah memutuskan sejumlah kabupaten/kota kembali masuk ke PPKM Level 2, termasuk daerah aglomerasi Jabodetabek dan Surabaya.