Ketua Kerawam dan HAK Keuskupan Tanjungkarang kecam bom Makasar

id Bom bunuh diri,Bandarlampung,Makasar,Terorisme

Ketua Kerawam dan HAK Keuskupan Tanjungkarang kecam bom Makasar

Ilustrasi (ANTARA/Dian Hadiyatna/Ho)

Jangan sampai karena kejadian ini kita terprovokasi. Kita perlu menjaga kondusifitas, dan atmosfir kerukunan, kebersamaan, persaudaraan, perdamaian serta harmoni umat beragama di Indonesia tetap terjaga dalam situasi pandemi COVID- 19 yang sulit ini,
 

Bandarlampung (ANTARA) - Ketua Komisi Kerasulan Awam (Kerawam) dan Komisi Hubungan Antar Umat Beragama dan Kepercayaan (HAK) Keuskupan Tanjungkarang, Romo Roy mengecam pemboman di Gereja Katedral di Makassar, Sulawesi Selatan.

"Kami mengecam dan ikut prihatin serta berduka cita yang mendalam atas terjadinya peristiwa bom di Gereja Katedral Makassar yang menelan korban jiwa dan luka-luka," kata Romo Roy saat dihubungi di Bandarlampung, Minggu.

Menurutnya, pembunuhan dengan cara bom bunuh diri telah melanggar nilai-nilai indah yang diajarkan oleh seluruh agama  di dunia ini, mencederai kemanusiaan, menghancurkan kehidupan, merobek wajah citra Allah sendiri. Sebab hal seperti itu memang tidak pernah diajarkan  oleh agama manapun.

Baca juga: MUI Lampung kecam ledakan bom di gerbang Gereja Katedral Makassar

Namun begitu, dia meminta kepada seluruh elemen masyarakat terutama umat Katolik untuk tidak terprovokasi atas insiden ini.

"Jangan sampai karena kejadian ini kita terprovokasi. Kita perlu menjaga kondusifitas, dan atmosfir kerukunan, kebersamaan, persaudaraan, perdamaian serta harmoni umat beragama di Indonesia tetap terjaga dalam situasi pandemi COVID- 19 yang sulit ini," kata dia.

Ia mengatakan, bom bunuh diri yang terjadi ini (bisa jadi) sebagai upaya dari kelompok terorisme untuk memprovokasi ataupun memecah belah bangsa, mengganggu stabilitas keamanan, kenyamanan dan kerukunan serta persaudaraan yang selama ini terajut dengan baik. 

Baca juga: Brimob patroli ke gereja- gereja di Lampung

"Maka kita tidak boleh terpancing dan terprovokasi serta tidak menyebarkan dan memposting gambar-gambar sekitar kejadian, berita-berita yang sifatnya negatif karena hal ini (bisa jadi)  justru yang diharapkan bagi kelompok mereka," kata dia.

Ia mengajak pemerintah, berbagai elemen, tokoh agama, tokoh adat, dan masyarakat merapatkan barisan dan waspada serta menjaga satu sama lain sekaligus menyatakan terorisme merupakan musuh bersama bagi orang yang cinta persaudaraan dan perdamaian di Indonesia ini dan juga di dunia.

Baca juga: Menkopolhukam perintahkan aparat tingkatkan pengamanan rumah ibadah

"Indonesia -NKRI merupakan rumah besar bagi kita semua. Maka kita mempunyai tugas tanggung jawab dan kewajiban bersama untuk menjaga dan merawat perdamaian, kerukunan, harmoni, persaudaraan serta berkontribusi kepada bangsa ini sesuai dengan profesi dan agama serta kepercayaan masing-masing," kata dia.

"Mari kita saling bersinergi yang terintegrasi, berkoordinasi, berkolaborasi agar kejadian ini tidak terulang. Dan mari kita selalu menjaga, merawat kerukunan, persaudaraan, perdamaian yang telah ada serta menjadi ‘polisi’ bagi diri sendiri dan sesama untuk mengamankan negara ini dari tindak terorisme," kata dia.