Bandarlampung (ANTARA) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Lampung mengecam peristiwa ledakan bom bunuh diri yang terjadi di gerbang Gereja Katedral, Jalan Kajaolalido, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Minggu pagi.
"Kami mengecam keras sekaligus mengutuk aksi bom tersebut, karena merupakan tindakan yang tidak bisa dibenarkan dengan alasan apa pun serta melukai perasaan umat beragama dan seluruh bangsa Indonesia," kata Ketua MUI Provinsi Lampung KH Khairuddin Tahmid dalam pernyataan sikap yang diterima di Bandarlampung, Minggu.
Selain itu, ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk mewujudkan kehidupan yang harmoni di tengah keragaman, karena ini merupakan keharusan yang musti dipikul oleh setiap pribadi umat manusia.
Kemudian, pihaknya mengajak para tokoh agama dan masyarakat untuk mengampanyekan gerakan melawan ekstremisme dengan pesan-pesan yang menyejukkan.
"Masyarakat untuk senantiasa tenang dan bijak dalam menyikapi berbagai permasalahan serta tidak terprovokasi dengan melakukan berbagai tindakan yang justru dapat memperkeruh suasana," katanya lagi.
MUI Provinsi Lampung juga mendesak Pemerintah Indonesia beserta aparat keamanan untuk segera mengusut tuntas pelaku ledakan, dan memberikan kepercayaan penuh kepada para aparat keamanan dan pemerintah untuk bekerja secara profesional.
Pemerintah juga harus meningkatkan keamanan di berbagai tempat, khususnya tempat umum seperti tempat-tempat ibadah, sehingga masyarakat bisa semakin tenang dan khusyuk dalam beribadah.
Pihaknya mengajak kepada semua elemen masyarakat untuk mengutamakan jalan damai dalam menghadapi berbagai persoalan, seperti melalui dialog, diskusi, silaturahmi, sehingga masalah dapat diselesaikan dengan baik.
"Kami mengajak seluruh elemen bangsa untuk senantiasa berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali serta menjadikan Indonesia sebagai negara yang aman, damai, dan sejahtera," katanya pula.
Baca juga: Wali Kota Makassar jenguk korban bom Gereja Katedral di rumah sakit
Baca juga: Presiden ajak masyarakat perangi terorisme-radikalisme