Jakarta (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate mengatakan bahwa Idul Fitiri menjadi kesempatan untuk memperkokoh kesiapan berdamai dengan COVID-19.
"Bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri memperkokoh kesiapan kita untuk berdamai dengan COVID 19. Melalui kesempatan ini menekan berdamai bukan berarti menyerah, berdamai menyesuaikan diri dengan kedisiplinan yang tinggi untuk menjalankan protokol kesehatan sebagai upaya untuk memutus mata rantai COVID-19," ujar Johnny dalam siaran streaming "Lebaran Virtual Bersama Kominfo," Minggu.
Hal ini, menurut Johnny telah sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, bahwa masalah kesehatan COVID-1 memang menjadi yang utama, namun aspek non medis juga menjadi prioritas untuk dilaksanakan.
Karena itu, Johnny melanjutkan, produktivitas ekonomi dan industri, dan dunia usaha, serta UMKM dan ultra mikro untuk tetap harus dilaksanakan untuk menjaga lapangan kerja rakyat dan penghasilan masyarakat.
"Kondisi ini disebutkan era normal baru, normal baru memastikan kesehatan masyarakat tetap menjadi prioritas di saat bersamaan produktivitas dan sosial ekonomi tetap terjaga," kata Johnny.
Pelaksanaan era normal baru tersebut, menurut Johnny, memerlukan kerjasama seluruh komponen bangsa.
"Kami menyebut kerjasama ini dengan lima jaringan sinergi, di mana lembaga pemerintah, masyarakat sipil, dunia akademis, dunia usaha dan media harus terus bergotong royong secara sungguh2 menghadapi pandemi COVID-19," Johnny menambahkan.
Sementara itu, Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Nasaruddin Umar, yang hadir dalam acara virtual tersebut, mengatakan memasuki era normal baru dimana masyarakat diajak berdamai dengan virus corona menjadi filosofi sangat tinggi.
Sebab, menurut Nasaruddin, hal itu telah sesuai dengan agama Islam "yang meminta kita untuk berdamai dengan musibah, berdamai dengan penyakit, berdamai dengan kekecewaan dan penderitaan."
Lebih lanjut, dia mengutip hasil penelitian perhimpunan ahli anestesi, yang menyimpulkan bahwa orang yang beriman tidak pernah merasakan sakit 100 persen, hanya 60 persen, sementara orang yang tidak punya keyakinan akan merasakan kesakitan bahkan dua kali lipat.
Tidak hanya itu, Nasaruddin juga mengatakan bahwa manusia harus bersahabat dengan alam semesta. "Secara teologi bersahabat dengan sesuatu, maka sesuatu itu akan bersahabat dengan kita," ujar dia.
Di tengah pandemi COVID-19, Kominfo berkomitmen untuk menghadirkan layanan prima di bidang TIK, termasuk berkolaborasi dengan pemerintah terkait meluncurkan aplikasi pelacak kontak PeduliLindungi, serta layanan psikologi Sejiwa.
Sedangkan untuk desiminasi informasi, Kominfo menghadirkan berbagai kanal resmi, sepeti website, chatbot, WhatsApp, SMS blash, CS 112, 117 dan 119.
Selain itu, Kominfo menyadari pentingnya memastikan produktivitas masyarakat di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan menghadirkan tiga program bagi masyarakat untuk mengasah keterampilan digital secara online Ditest, gerakan literasi digital Siberkreasi dan pelatihan BAKTI untuk UKM.
Berita Terkait
Kejagung tegaskan penanganan korupsi BTS masih berlanjut
Minggu, 18 Februari 2024 16:26 Wib
Kejagung periksa karyawan Solitech terkait perkara BTS Kominfo
Rabu, 31 Januari 2024 1:45 Wib
Ada informasi perusahaan Jerman suap pejabat Indonesia, KPK mendalami
Rabu, 17 Januari 2024 9:37 Wib
Telkomsel raih penghargaan atas komitmen layanan telekomunikasi optimal
Sabtu, 16 Desember 2023 21:25 Wib
Kadis dan PPTK Kominfo Provinsi Bengkulu diperiksa Kejati terkait dugaan korupsi
Kamis, 14 Desember 2023 22:10 Wib
Perkuat jaringan, Kepala Biro ANTARA Lampung lakukan kunjungan ke Kominfo Kota Metro
Selasa, 12 Desember 2023 22:13 Wib
"Mudikpedia" dirilis memuat informasi Natal 2023 dan Tahun Baru 2024
Senin, 11 Desember 2023 21:59 Wib
Menkominfo instruksikan Ditjen Aptika telusuri atas dugaan data DPT bocor
Sabtu, 2 Desember 2023 7:30 Wib