Touba (ANTARA) - Kota suci Touba di Senegal tengah berjuang menangani gelombang kedua wabah COVID-19, dengan kasus baru terkonfirmasi meningkat hingga tujuh kali lipat menjadi lebih dari 190 kasus, setelah dua pekan terakhir angkanya sangat rendah.
Kini, ketika negara-negara lain di kawasan Afrika Barat seperti Nigeria dan Ghana mulai melonggarkan aturan karantina wilayah untuk kembali membangkitkan kegiatan masyarakat, Senegal justru kembali meningkatkan pembatasan demi mencegah penyebaran virus corona lebih lanjut.
Pada gelombang pertama Maret lalu, kasus yang muncul di sebuah klaster di Touba memaksa Presiden Macky Sall untuk menutup sekolah dan melarang kegiatan berkumpul keagamaan, menjadikannya salah satu pemimpin negara di wilayah itu yang pertama mengambil langkah tersebut.
Ketika itu, seorang warga Senegal yang baru kembali dari Italia membawa virus corona dan menularkannya kepada 17 orang lain, termasuk balita berusia dua tahun, hanya beberapa pekan sebelum akhirnya gelombang besar kasus pada ribuan jamaah di kota kedua.
Touba merupakan kota pusat penduduk jamaah Muslim Sufi, dan ada pula yang menyebutnya sebagai "Makkah kecil". Masjid Agung di kota itu ditutup, sementara di sekitarnya diberlakukan jam malam.
Namun di samping sejumlah upaya yang dilakukan, kasus ke- 27 di Touba dikonfirmasi pada 11 April--yang pertama setelah kasus klaster 26 Maret. Pasien ke- 27 itu tidak mempunyai riwayat pergi ke luar negeri ataupun melakukan kontak dengan pasien positif.
Sejak saat itu, angka kasus COVID-18 di Touba terus bertambah sedikit demi sedikit, sekalipun otoritas setempat telah melibatkan pasukan militer untuk melakukan pengujian COVID-19 dan disinfeksi jalanan dan pasar.
"Barangkali ini adalah bentuk masa bodoh atau bahkan penyangkalan masyarakat terhadap penyakit ini. Ada sebagian dari mereka yang tidak percaya sama sekali," kata dokter kepala di pusat kesehatan Touba, Sylla Mbacke.
Sumber: Reuters
Berita Terkait
Jepara kota kelahiran udang yang terlupakan
Jumat, 26 April 2024 11:22 Wib
Kapolres: Oknum wartawan jadi otak investasi bodong
Jumat, 26 April 2024 7:05 Wib
PWRI Jabar: Otak kasus investasi bodong Ketua Harian PWRI Sukabumi
Jumat, 26 April 2024 7:02 Wib
Oknum wartawan otaki investasi bodong dengan kerugian capai Rp5 miliar
Jumat, 26 April 2024 5:37 Wib
Walikota Bandarlampung ambil berkas penjaringan partai lain selain PDIP
Rabu, 24 April 2024 11:37 Wib
Kunjungan wisatawan ke Kota Bandarlampung naik 30 persen di libur Lebaran
Selasa, 23 April 2024 18:38 Wib
Kenaikan harga bawang merah picu inflasi di Kota Serang, Banten
Selasa, 23 April 2024 7:17 Wib
KPU Bandarlampung buka pendaftaran ad hoc pilkada mulai Selasa
Senin, 22 April 2024 18:29 Wib