Suka duka dr Sri Aryanti menjadi garda terdepan penanganan pasien COVID-19

id dr sri aryanti, covid-19, virus corona, gugus tugas covid-19

Suka duka dr Sri Aryanti menjadi garda terdepan penanganan pasien COVID-19

dr Sri Aryanti (ANTARA/HO)

Dan yang paling penting bagi saya, bersama berdoa, supaya COVID cepat berakhir, kata Sri bermunajat
Bandarlampung (ANTARA) - Merayakan Hari Kartini, yang jatuh pada Selasa (21/4), dr Sri Aryanti, turut berbagi informasi suka duka melakoni peran menjadi bagian garda terdepan penanganan pasien COVID-19.

Sebagai seorang ibu, seturut bagian perempuan penyala Indonesia dalam meneruskan cita-cita RA Kartini.

Sehari-hari, Sri Aryanti adalah Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUD Bandar Negara Husada (RSBNH), salah satu RS rujukan COVID-19 milik Pemprov Lampung di Kotabaru, Desa Margorejo, Jati Agung, Lampung Selatan.

Sebagai pemangku kebijakan, ia yang duduk di Pokja III Bidang Pelaporan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Lampung, mengaku berupaya maksimal dalam mengampu pelayanan publik di tengah pandemi.

Dihubungi lewat aplikasi pesan singkat di Bandarlampung, Selasa, dokter hijabers ini menyebut virus corona merupakan ancaman. 

Baca juga: Peran penting wanita sebagai garda terdepan lawan COVID-19

"Saya pribadi merasa COVID-19 sangat mengancam kehidupan bangsa, dan bisa melumpuhkan negara itu sendiri. Dimana pandemi ini tidak mengenal batas wilayah, menyerang antarnegara, antar provinsi, antarkabupaten/kota, dan antar desa sampai kota," ujarnya.

Saat bertugas, ia menginfokan, dirinya dan para tenaga medis RS senantiasa berupaya ketat protokol kesehatan dan taat asas.

"Saya kebetulan ada di Pokja 3, Pokja Pelaporan. Di bawah arahan Kadiskes Lampung Dr Reihana, saya membantu mencatat dan menganalisa data yang masuk dari hari ke hari untuk melihat distribusi dan sebaran COVID-19 di Provinsi Lampung," kata dia.

Ia pun ikut serta memberikan sumbang saran dalam pengupayaan intervensi penanggulangan COVID-19 di provinsi yang 60 persen wilayahnya atau di sembilan kabupaten/kota, kini telah terjangkit. 

Baca juga: Sambut Kartini dengan saling menguatkan dan gotong royong di tengah pandemi

Senada, dedikasi terbaik ia tunjukkan pula selama bertugas di RSBNH dalam mengkoordinasikan jala penanganan.

"Sebagai Kabid Yan Medik di RSBNH, saya me-lead dan mengkoordinasikan penanganan COVID-19 di rumah sakit, bagaimana menangani rujukan kasus dari kabupaten/kota. Karena RS kami ditunjuk sebagai RS rujukan COVID, dengan SK Gubernur Lampung," ujarnya.

Sri Aryanti memaparkan keseharian tugas di sana. "Saya memberi arahan pada tim garda terdepan penanganan COVID, memberi masukan bagaimana alur dan tatalaksana yang benar sesuai dengan juknis yang berlaku."

Lainnya, membantu penyiapan sarana prasarana yang dibutuhkan oleh tim penanggulangan. Lalu menyiapkan alur rujukan dan penyiapan logistik.

Baca juga: Aktivis perempuan: Peran perempuan dibutuhkan dalam situasi krisis kesehatan global

Serta melakukan komunikasi risiko terhadap pasien, soal isolasi dan tata laksana yang akan diberikan. "Dan saya bertanggung jawab kepada Direktur RS terkait pelayanan medik yang diberikan," paparnya.

Sisi lain, tugas kemanusiaan ikut pula memanggil hati dan jiwa sang dokter. Bertemu jadwal setiap Kamis petang pukul 16.00-18.00 WIB, ia bersama 41 rekan dari IDI Cabang Bandarlampung aktif dalam program konsultasi gratis COVID-19, sejak 7 April 2020 lalu.

"Sebagai tenaga medis, saya anggota IDI Bandarlampung bergabung dalam tim relawan dikoordinasi Ketua IDI Bandarlampung dr Aditya. Kami bantu Gugus Tugas COVID-19 memberi layanan konsultasi gratis penanganan COVID-19 sampai konsultasi penyakit lain yang dibutuhkan masyarakat Lampung," ia menjelaskan.

"Layanan kami berikan dari semua unsur baik dari umum maupun dokter spesialis, dengan penjadwalan. Walau di lapangan tiap hari kami menerima konsultasi dari masyarakat terkait keluhan diderita sepanjang kebijakan social distancing dan physical distancing diberlakukan," tandas Sri.

Rata-rata sehari Sri melayani konsultasi via pesan singkat WhatsApp belasan warga, Sri mengaku terkesan. "Rata-rata 10 sampai 15 pasien. Karena jadwal saya cuma Kamis. Tapi mereka ngacak-ngacak tidak sesuai jadwal. Ya sudah saya bantu saja. Dari sakit mata sampai anaknya sakit batuk. Ya gak papa, dinamika. Itu yang buat kita bahagia karena berwarna hehe," ujar ia.

Peran sentral seorang "ibu" bagi semua orang, dari lingkup rumah tangga juga berusaha ia jalankan sempurna. "Sebagai ibu tentu saya tak hanya mengkhawatirkan banyak hal. Mulai keluarga saya sendiri sampai dengan masyarakat." 

"Ikut berpartisipasi aktif melakukan edukasi adik-adik mahasiswa melalui metode Zoom, saya mengambil peran sebagai narsum (narasumber), dengan kawan akademisi Unila, UBL saya rajin menyosialisasikan COVID," terang Sri.

Ia juga mengaku hadir di tengah warga meringankan beban dampak pandemi. 

"Melalui organisasi Lions Club dimana saya sebagai Presiden Tapis Berseri, bersama kawan lain. Selain edukasi, kami beri bantuan makanan gratis ke ojol, sumbangan APD ke RS, melalui sayap organisasi bergerak di anak yatim dan dhuafa," rincinya.

Jauh dari kesan pamer, Sri hanya ingin apa yang bisa ia lakukan berdampak pada warga terdampak.

"Kami ikut membantu masyarakat, meringankan beban selama social distancing dengan memberi bantuan makanan dan bahan pokok pada mereka yang kami anggap tak mampu," urainya.

"Sebagai ibu, dengan berlakunya WFH (work from home), di rumah saya edukasi anak akan bahaya COVID, ajari mereka menikmati WFH tanpa bosan, memberi masukan bagaimana metode belajar yang tepat bagi anak sehingga mereka tak jenuh dan betah di rumah," ia hafal luar kepala.

Termasuk, mengajarkan anak olahraga, bernyanyi dengan karaoke bersama, beribadah. "Juga mempelajari Skype, Zoom, Jeet See, Google Classroom atau bahkan menonton film bersama. Saya berupaya membuat anak-anak betah menikmati rumah dan benar-benar disiplin WFH tanpa rasa jenuh."

Ia merasakan dampak lokal pandemi global, naiknya grafik quality time saat WFH. "Berbelanja kebutuhan sayur juga saya laksanakan dengan internet, memasak makanan untuk anak-anak dengan menu-menu baru. Ini saya manfaatkan betul supaya bisa lebih dekat dengan anak-anak," akunya. 

Satu lagi, ia meyakini kekuatan doa. "Dan yang paling penting bagi saya, bersama berdoa, supaya COVID cepat berakhir," kata Sri bermunajat.

Ujung keterangannya, "habis gelap terbitlah terang" jadi warisan Kartini paling menginspirasi hidupnya. "Ya, karena pepatah itu saya mengalami langsung. Dan saya kaitkan dengan (Quran) Surat Ar-Rahman, kebaikan akan berbalas kebaikan. Jadi klop dan itu energi saya," Sri menyelipkan gambar emoticon tanda bahagia.

Di tengah pandemi, Selamat Hari Kartini 2020, ibu dokter, dan seluruh perempuan penyala Indonesia!