Menkeu: Modal asing masuk Rp60,67 triliun

id Sri Mulyani,Modal Asing,SBN,Rupiah

Menkeu: Modal asing masuk Rp60,67 triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani bersiap memberikan keterangan kepada media terkait Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kita 2023 di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (15/12/2023). . ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/Spt. (ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)

Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan terdapat modal asing masuk bersih sebesar Rp60,67 triliun ke pasar keuangan domestik sejak Januari hingga 12 Desember 2023 (year-to-date/ytd)

"Arus modal ini sangat volatil, tergantung kadang-kadang ditentukan oleh sentimen terhadap arah perkembangan kebijakan moneter di Amerika Serikat," ucap Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KITA Edisi Desember 2023 di Jakarta, Jumat.

Ia menyebutkan, arus modal asing tersebut didorong investasi masuk di pasar surat berharga negara (SBN) sebesar Rp76,33 triliun (ytd), sedangkan di pasar saham terjadi arus modal asing keluar senilai Rp15,66 triliun (ytd).

Dengan demikian, pasar SBN domestik berada pada tren positif dan stabil di tengah kondisi pasar keuangan global yang masih cenderung volatil, sehingga imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun pun membaik menjadi 6,74 persen pada 13 Desember 2023 dari 7,22 persen pada 24 Oktober 2023, yang sejalan dengan penurunan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) tenor 10 tahun.

Selain itu, imbal hasil obligasi global Indonesia tenor 10 tahun juga tercatat berada di level yang rendah, yakni sebesar 4,94 persen.

Dari sisi nilai tukar, Bendahara Negara tersebut pun menilai rupiah masih terus terjaga dengan apresiasi sebesar 0,64 persen (ytd). Indeks dolar AS juga masih konsisten menguat sejak awal tahun.

Apresiasi kurs Garuda pada saat ini merupakan hal positif lantaran mayoritas nilai tukar negara-negara G20 maupun ASEAN masih terdepresiasi.

Negara-negara dimaksud antara lain peso Filipina yang terdepresiasi 0,62 persen (ytd), baht Thailand 3,42 persen (ytd), yuan China 4,02 persen (ytd), ringgit Malaysia 10,95 persen, hingga yen Jepang 10,95 persen (ytd).