Arab Saudi memperketat jam malam bendung penyebaran corona

id Arab Saudi,Corona,COVID-19,Jam Malam

Arab Saudi memperketat jam malam  bendung penyebaran corona

Suasana Masjidil Haram yang sepi di Mekah, Arab Saudi, Jumat (6/3/2020). Pemerintah arab saudi menangguhkan sementara pelaksanaan ibadah umrah terkait merebaknya wabah virus corona. ANTARA FOTO/Reuters/Ganoo Essa/pras.

Riyadh (ANTARA) - Arab Saudi memperketat jam malam sebagian yang diberlakukan secara nasional untuk membendung penyebaran virus corona, melarang orang masuk atau keluar dari Riyadh, Makkah dan Madinah serta perpindahan antara semua provinsi mulai pada Rabu, menurut kantor berita negara SPA.

Perintah itu, yang disetujui oleh Raja Salman, juga menambahkan empat jam untuk jam malam yang berlaku 21 hari yang dimulai pada Senin di tiga kota itu, sehingga akan mulai pukul 3 sore bukannya 7 malam pada Kamis, kata SPA.

Arab Saudi melembagakan jam malam pada Senin setelah melaporkan lonjakan hampir seperempat kasus infeksi. Kerajaan itu melaporkan kematian pertamanya pada Rabu, di Madinah, dan 205 kasus baru yang menjadikan jumlah total sebanyak 767 kasus.

Kerajaan ini telah mengambil langkah-langkah drastis terhadap wabah, termasuk menghentikan penerbangan internasional, menghentikan ziarah sepanjang tahun Umrah, menutup masjid, sekolah, mal dan restoran, dan memberlakukan jam malam.

Baca juga: Virus corona memengaruhi tren konsumsi e-commerce

Jam malam dan pembatasan lainnya telah mengubah ritme kehidupan sehari-hari di negara berpenduduk sekitar 30 juta itu, banyak dari mereka menyukai pertemuan larut malam di kedai kopi atau rumah-rumah pribadi.

Nasif Erisik, seorang warga Turki yang bermain kartu hampir sepanjang malam dengan teman-temannya di salah satu rumah mereka, mengatakan kelompok itu telah menggunakan permainan daring untuk tetap berhubungan.

"Sayangnya, corona telah memengaruhi hidup kami. Itu mengubah kebiasaan kami dan segalanya dalam hidup kami," katanya kepada Reuters.

Sumber: Reuters
Baca juga: virus corona akan memukul keras pertumbuhan Afrika sub-Sahara