Dinsos Bandarlampung ajukan alat bantu bagi lansia dan disabilitas

id dinsos Bandarlampung,Pengajuan alat bantu

Dinsos Bandarlampung ajukan alat bantu bagi lansia dan disabilitas

Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bandarlampung Muzarin Daud saat ditemui diruangannya, Jumat, (11/10/2019) (ANTARA/Dian Hadiyatna)

Bandarlampung (ANTARA) - Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bandarlampung Muzarin Daud mengatakan, telah mengajukan bantuan berupa alat bantu bagi lansia dan penyandang disabilitas ke pemerintah pusat.

"Kita meminta bantuan alat pembantu umtuk saudara kita yang kekurangan fisik kepada Kemensos RI sebanyak 202 alat bantu," kata Muzarin Daud, di Bandarlampung, Jumat.

Ia merincikan bahwa ada 102 alat bantu untuk penyandang disabilitas yakni berupa kursi roda, kacamata low vision, alat dengar, kruk dan tripot, 24 pengadaan alat bantu anak terdiri dari kursi roda, kacamata low vision, alat bantu dengar, dan 116 alat bantu lansia yang meliputi meliputi kursi roda, alat bantu walker, alat bantu tongkat kaki 3, dan alat bantu dengar.

"Realisasinya kemungkinan di 2020 mendatang," katanya.

Ia mengatakan bahwa program dari Kemenensos RI ini memang pernah disosialisasikan ketika rapat bersama dan untuk segera ditindaklanjuti.

Menurut Muzarin, pengajuan bantuan untuk alat bantu lansia dan disabilitas ini merupakan yang pertama kalinya diusulkan oleh  kabupaten/kota dan semoga saja permintaan ini dapat terealisasi pada tahun depan.

Nantinya, lanjut dia, lansia dan penyandang disabilitas yang diajukan merupakan orang tidak mampu yang masuk dalam data Basis Data Terpadu (BDT) kementerian.

"Sehingga program ini diperuntukkan  hanya bagi mereka yang sudah masuk di dalam data kriteria orang tidak mampu dan datanya pun ada di dalam BDT tersebut dan program ini juga harus melalui lembaga-lembaga sosial. Ini lah dasarnya diajukan," kata dia.
Baca juga: UMKM Batik Lampung berdayakan kaum disabilitas

Baca juga: Indonesia dorong penyandang disabilitas aktor pembangunan