Manokwari (ANTARA) - Kepala Suku Besar Arfak akan merangkul seluruh suku di Manokwari, Papua Barat, untuk mempercepat proses pemulihan keamanan di daerah tersebut pasca ricuh 19 Agustus 2019.
"Kita akan menggelar pertemuan dengan seluruh suku secara bertahap. Hari ini kita mulai dengan Suku Biak," kata Kepala Suku Besar Arfak, Dominggus Mandacan di Manokwari, Rabu.
Ia menyebutkan, sebagai suku lokal pemilik hak ulayat tanah di Manokwari Arfak menginginkan Manokwari aman dan damai untuk siapa pun.
Pihaknya menghargai siapa pun yang datang ke daerah tersebut dan semua suku harus menerapkan hal yang sama.
Baca juga: Pengibar bendera Bintang Kejora harus ditangkap
"Kenapa suku Biak kita dahulukan, karena mereka yang pertama datang ke Manokwari sebelum suku-suku lain datang ," sebut Mandacan.
Menurut gubernur, Manokwari merupakan tanah peradaban yang diberkati. Suku Arfak ingin, seluruh warga di dari berbagai suku, ras dan agama saling menghargai dan menjaga.
"Suku Arfak sejak dahulu menerima dan menghormati semua suku yang datang ke Manokwari, baik suku-suku Papua maupun suku nusantara lainnya. Kami jaga bahkan orang tua kami memberikan tanah supaya mereka bisa bangun rumah di sini," kata Dominggus lagi.
Baca juga: Papua Terkini - Puluhan senjata tajam diamankan polisi saat razia
Selanjutnya, pihaknya pun berharap masyarakat dari seluruh suku menghargai Suku Arfak. Masyarakat Arfak tak menginginkan ada kerusuhan yang membuat Manokwari tidak aman.
"Tidak boleh ada demo-demo anarkis. tidak boleh ada pencurian, penjarahan, pembakaran, perusakan dan lain sebagainya. Sampaikan aspirasi boleh, tapi harus dengan cara damai dan bermartabat," katanya lagi.
Gubernur Papua Barat ini mengemukakan, kerusuhan pada 19 Agustus itu membawa dampak buruk cukup besar terhadap aktivitas perekonomian, pendidikan, pemerintahan serta pelayanan publik lainnya.
"Sudah dua minggu lebih anak-anak tidak bisa sekolah baik-baik. Begitu juga mama-mama pedagang di pasar," ujarnya lagi.
Melalui pertemuan itu, Suku Arfak akan mengajak seluruh suku berkomitmen untuk menjaga stabilitas keamanan di ibu kota provinsi itu.
Manokwari merupakan rumah bersama yang harus dijaga agar aman dan nyaman untuk siapa pun yang datang.
"Kita mulai dengan masyarakat Suku Biak, selanjutnya akan kita gilir untuk suku-suku yang lain," pungkasnya.
Berita Terkait
Polda Papua tahan Sekda Keerom terduga korupsi Rp18 miliar
Senin, 15 April 2024 13:31 Wib
Kapolda tegaskan anggota Polri jangan bikin gerakan tambahan di Sorong
Senin, 15 April 2024 13:25 Wib
TNI dan Polri sampaikan permohonan maaf atas bentrok di Sorong
Senin, 15 April 2024 11:07 Wib
TNI AL dan Brimob lakukan mediasi setelah terjadi bentrokan
Minggu, 14 April 2024 18:38 Wib
Danramil Aradide ditemukan tewas
Kamis, 11 April 2024 22:58 Wib
Satgas Damai Cartenz tangkap delapan anggota Organisasi Papua Merdeka
Kamis, 11 April 2024 22:56 Wib
Panglima TNI: KKB di Papua kembali disebut OPM
Kamis, 11 April 2024 5:41 Wib
BMKG sebut gempa magnitudo 6,1 di Ransiki tidak berpotensi tsunami
Selasa, 9 April 2024 8:45 Wib