New York (Antaranews Lampung) - Kurs dolar AS terus melemah pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena sentimen pengambilan risiko tetap bersama investor dengan harapan bahwa ketegangan perdagangan global mungkin akan berkurang.
Dolar Australia, secara luas dilihat sebagai barometer "mood" risiko global, memperpanjang kenaikannya terhadap dolar AS, karena China dan Amerika Serikat akan melakukan putaran baru konsultasi ekonomi dan perdagangan di Washington minggu ini.
Pound Inggris juga terus beringsut lebih tinggi terhadap dolar AS pada Selasa (19/2).
Para investor mencerna berita bahwa Perdana Menteri Inggris Theresa May akan bertemu Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker di Brussels pada Rabu waktu setemapt untuk memperjuangkan konsensus Brexit.
May akan memberikan proposal hukum baru kepada Uni Eropa untuk menyelesaikan masalah "backstop" Irlandia, sebuah rintangan utama bagi Brexit yang lancar, menurut Guardian.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1340 dolar AS dari 1,1312 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,3067 dolar AS dari 1,2927 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7169 dolar AS dari 0,7130 dolar AS.
Dolar AS dibeli 110,65 yen Jepang, lebih tinggi dari 110,58 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 1.0007 franc Swiss dari 1,0041 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3212 dolar Kanada dari 1,3237 dolar Kanada.
Berita Terkait
OJK dorong masyarakat berasuransi untuk jamin keuangan dari hal tak terduga
Jumat, 26 April 2024 9:08 Wib
IHSG Jumat dibuka melemah
Jumat, 26 April 2024 9:06 Wib
KAI Tanjungkarang catat 72.597 penumpang terangkut selama Lebaran 2024
Kamis, 25 April 2024 15:50 Wib
Pemprov Lampung fasilitasi UMKM promosikan produk melalui bazar
Kamis, 25 April 2024 13:01 Wib
Kolaborasi Perumnas dan Telkomsel hadirkan hunian cerdas
Kamis, 25 April 2024 7:40 Wib
Pemerintah naikkan relaksasi HET beras medium jadi Rp12.500/kg
Rabu, 24 April 2024 19:43 Wib