Kata Mensos hak Rahma harus dipenuhi

id mensos idrus marham, menteri sosial, idrus marham

Kata Mensos hak Rahma harus dipenuhi

Menteri Sosial Idrus Marham (dok Antara Sulsel/Darwin Fatir)

Anak-anak jangan sampai menjadi korban kekerasan atau keadaan ekonomi yang pas-pasan, tutur Mensos
Jakarta (Antaranews Lampung) - Menteri Sosial Idrus Marham mengatakan hak Rahma (10), anak asal Kota Lubuklinggau, Palembang, Sumatera Selatan yang harus seorang diri merawat keluarganya ditengah keterbatasan ekonomi harus terpenuhi.

"Anak-anak tetaplah anak-anak. Mereka berhak mendapatkan masa kecil yang gembira dan penuh suka cita. Bisa bersekolah dan tinggal bersama keluarga yang melindungi mereka. Anak-anak jangan sampai menjadi korban kekerasan atau keadaan ekonomi yang pas-pasan," tutur Mensos di Jakarta, Senin.

Mensos mengatakan ada tiga hal penting yang menjadi fokus penanganan. Pertama, penjangkauan agar bisa didata dan diketahui kondisinya secara cepat.

Kedua, pendalaman masalah atau penelitian. Ketiga, memberikan rekomendasi dan bekerja sama dengan berbagai pihak terkait untuk memaksimalkan bantuan dan penanganan terhadap Rahma dan keluarganya.  

"Terutama untuk pemenuhan hak pendidikan anak-anak ini harus dipenuhi. Untuk rumah, meski pihak kepolisian setempat juga telah mengusahakan, Kementerian Sosial juga sedang memroses bantuan program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Sementara dinas sosial setempat kita arahkan untuk mengusulkan Program Keluarga Harapan (PKH) untuk ibunya dan keluarganya," jelas Mensos.

Rahma Dona Aulia seorang diri mengurus ibunya Depi (33) yang lumpuh dan kakaknya Ringga (14) yang mengalami keterbelakangan mental. Anak kelas 3 Sekolah Dasar ini juga harus merawat adiknya Rynaldi (5).

Rahma adalah anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Riswandi (alm) dan Depi Susanti. Sang Ayah telah meninggal dunia karena sakit.

Mereka tinggal di sebuah gubuk kecil peninggalan sang ayah di Kelurahan Jogoboyo Kecamatan Lubuklinggau Utara II Kota Lubuklinggau Sumatera Selatan.

Depi mengalami kondisi kelumpuhan akibat kecelakaan tertimpa pohon karet yang dialami pada tahun 2014.Kondisi tubuh dari leher sampai kaki tidak dapat digerakkan.

Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial Edi Suharto mengungkapkan pihaknya telah menugaskan Direktur Anak untuk menggerakkan Sakti Peksos dan TRC Kemensos dari PSBD (Panti Sosial Bina Daksa) Budi Perkasa Palembang untuk berkoordinasi dengan dokter puskesmas dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) setempat untuk memastikan penanganan sakit yang diderita ibunya.

"Kami merekomendasikan untuk melakukan fisioterapi terhadap sang ibu. Kemudian dikondisikan agar anak pertama dan kedua tetap sekolah. Saat ini kakak Rahma diupayakan tetap dapat bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB)," katanya.

Untuk anak yang terkecil, lanjutnya, disarankan ada orang tua asuh atau bila karena pertimbangan kesehatan, pendidikan dan faktor psikologis lainnya, untuk sementara Rynaldi dapat dititipkan di panti.