Produksi Budi Daya Perikanan Payau 182.864 Ton

id kadis kkp toga, kadis kkp, toga mahaji

Produksi Budi Daya Perikanan Payau 182.864 Ton

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Lampung, Toga Mahaji (FOTO: ANTARA Lampung/Agus Wira Sukarta)

...Saat ini, dari potensi lahan yang ada, seluas 681 ha dimanfaatkan untuk budi daya ikan kerapu, mutiara (3.999 ha), rumput laut (1.325 ha), dan kerang-kerangan (4.596 ha), katanya...
Bandarlampung (ANTARA LAMPUNG) - Provinsi Lampung memiliki potensi budi daya perikanan air payau yang cukup tinggi dengan produksi 182.864 ton per tahun.

"Luas budi daya perikanan air payau di Lampung seluas 131.400 hektare," kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Lampung, Toga Mahaji, di Bandarlampung, Senin.

Ia menyebutkan budi daya perikanan air payau itu berada di Teluk Lampung, Teluk Semangka, pantai timur, dan pantai barat.

Hasil perikanannya, lanjut dia, berupa udang, bandeng, kerapu, dan kakap.

Untuk budi daya perikanan laut, katanya, potensinya juga besar. Potensi lahan untuk kegiatan budi daya tersebut mencapai lebih dari 10.600 hektare.

"Saat ini, dari potensi lahan yang ada, seluas 681 ha dimanfaatkan untuk budi daya ikan kerapu, mutiara (3.999 ha), rumput laut (1.325 ha), dan kerang-kerangan (4.596 ha)," katanya.

Toga menjelaskan Provinsi Lampung juga memiliki potensi untuk budi daya ikan air tawar.

Potensi tersebut salah satunya dapat dilihat di Kabupaten Lampung Selatan, Pesawaran, Pringsewu, Tanggamus, Lampung Timur, Lampung Tengah, dan Lampung Barat yang mencapai 275 ribu ton per tahun.

Mantan Menteri Perikanan Rokhmin Dahuri di Universitas Lampung (Unila), Bandarlampung, Sabtu (9/12) mengatakan keunggulan komperatif Bangsa Indonesia salah satunya di sektor agrikultur. Potensinya dari sektor perikanan dan kelautan bisa mencapai 200 miliar dolar Amerika Serikat.

"Namun sektor tersebut persoalannya belum digunakan secara optimal. Hanya 22 persen yang baru dimanfaatakan dari potensi yang ada," katanya.

Mantan Menteri Kabinet Gotong Royong itu, mengatakan peluang tersebut harus dimanfaatkkan oleh pemerintah dan rakyat Indonesia sehingga diharapkan dapat menaikkan pertumbuhan ekonomi negara ini dari lima persen menjadi tujuh persen.

"Peluang tersebut harus dimanfaatkan pemerintahan Joko Widodo dan rakyat Indonesia agar ekonomi kita bisa tumbuh menjadi tujuh persen," katanya.

(ANTARA)