Bupati Inginkan Lampung Tengah Pusat Kebudayaan

id bupati mustafa menari

Bupati Inginkan Lampung Tengah Pusat Kebudayaan

Bupati Lampung Tengah Mustafa bersama sejumlah tokoh adat menari kebandaran dalam perayaan "Begawi" di Bandar Buyut, Lampung Tengah beberapa waktu lalu (Foto Humas Pemkab Lampung Tengah)

...Nilai historis ini harus kita jaga dan kita lestarikan, kata Mustafa...
Bandarlampung (ANTARA Lampung) - Bupati Lampung Tengah Mustafa menginginkan kabupaten tersebut menjadi pusat atau destinasi sejarah kebudayaan Lampung menilik historis yang ada.

Lampung Tengah, kata dia, di Gunungsugih, Kamis, merupakan kabupaten dengan nilai historis yang tinggi. Asal muasal pemerintahan Lampung dimulai dari kabupaten yang dikenal dengan slogan "Jejamo Wawai" itu.

"Nilai historis ini harus kita jaga dan kita lestarikan. Di Lampung Tengah ini juga lahir kerajaan sembilan jurai siwo. Kerajaan-kerajaan ini akan kita hidupkan kembali, sehingga sejarah adat dan kebudayaan Lampung lestari. Saya harap Lampung Tengah bisa menjadi pusat atau destinasi sejarah kebudayaan di Lampung," katanya.

Oleh karena itu, katanya, pelestarian budaya penting dilakukan untuk mewujudkan masyarakat yang beradab, beradat, dan bangga dengan budaya sendiri.

"Kita harus bangga dengan adat istiadat yang kita miliki. Kebudayaan yang sudah ada harus terus kita lestarikan. Kalau bukan kita siapa lagi? Jangan sampai adat istiadat kita punah karena karena minimnya kepedulian kita," kata dia.

Bupati Mustafa mengatakan di tengah panasnya dunia perpolitikan Indonesia saat ini, dibutuhkan upaya pelestarian budaya yang nantinya diharapkan bisa menjadi alat pemersatu bangsa.

Ia mengajak masyarakat untuk menjadikan perbedaan atau keberagaman sebagai potensi yang perlu dilestarikan, bukan sebagai alasan untuk memecah belah persatuan.

Belum lama ini, ia menghadiri perayaan "begawi" di Bandar Buyut Lampung Tengah. Bersama sejumlah tokoh adat lainnya, Mustafa menari "Kebandaran" yang merupakan tarian kehormatan untuk marga daerah Bandar, yakni Bandar Mataram, Bandar Suarabaya, Bandar Buyut, dan Bandar Terbanggi.

Dengan mengenakan pakaian adat kebesaran Lampung, pasangan dari Loekman Djojosoemarto itu, menari dalam acara pemberian adat salah satu tokoh masyarakat setempat, Juanda.

Tokoh Adat Buyut, Rusli Yanto, menuturkan "begawi" kali ini merupakan pemberian adat Suttan Pesirah Migo kepada Juanda, salah satu tokoh adat buyut. Ada empat tahapan dalam pemberian adat, yakni merwatin, rapat adat, turun mandi, dan mepadun.

Dalam acara itu, juga hadir ratusan muli aris, yakni anak-anak gadis dari penyeimbang. Mereka menari mepadun untuk memeriahkan acara begawi.

"Kami apresiasi sekali dengan kehadiran Pak Bupati, ini menjadi bukti atas kepedulian beliau terhadap pelestarian adat istiadat asli Lampung Tengah. Jika pemimpin punya kepedulian terhadap kebudayaan, kami optimistis adat istiadat Lampung bakal terus lestari," katanya.

Pihaknya juga mengucapkan terima kasih kepada Bupati Mustafa yang telah memberikan bantuan Rp500 juta untuk merehab gedung Sesat Agung Bandar Buyut, tepatnya di Buyut Udik dan Buyut Ilir. Bantuan juga diberikan untuk memperbesar gedung Sesat Agung.

"Terima kasih atas perhatiannya terhadap pelestarian adat istiadat Lampung. Mudah-mudahan kebudayaan Lampung kita semakin lestari dan semakin dikenal masyarakat luas di Indonesia," kata dia.  (Ant)