Petani Sawit Tulangbawang Barat Keluhkan Harga Merosot

id petani sawit tulangbawang, keluhkan harga merosot

Petani Sawit Tulangbawang Barat Keluhkan Harga Merosot

Ilustrasi Suami-istri petani kelapa sawit sedang menaikkan Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit ke atas sepeda motornya untuk dijual, di Desa Payung Makmur, Kec.Pubian, Kab.Lampung Tengah, Provinsi Lampung. (FOTO ANTARA/M.Tohamaksun)

Jangankan untuk keperluan rumah tangga, menutupi biaya-biaya pembelian pupuk, racun dan obat-obatan yang terus merangkak naik saja tak cukup
Tulangbawang Barat, Lampung (ANTARA Lampung) - Petani kelapa sawit di Kabupaten Tulangbawang Barat, Lampung mengeluhkan merosotnya harga tandan buah segar, sehingga menurunkan pendapatan mereka.

Menurut para sejumlah petani sawit di Tulangbawang Barat, Senin, sejak pekan lalu hingga kini harga tandan buah segar (TBS) sawit itu anjlok menjadi Rp900--Rp700 per kg atau turun sebesar Rp300--Rp200/kg.

Para petani sawit itu menyatakan, harga tersebut belum dipotong dengan upah dodos (panen) sawit Rp200 per kg.

"Jangankan untuk keperluan rumah tangga, menutupi biaya-biaya pembelian pupuk, racun dan obat-obatan yang terus merangkak naik saja tak cukup," ujar Hasni (46), petani sawit setempat.

Kondisi tersebut dibenarkan Jojo (41), petani sawit lainnya, warga Tulangbawang Barat.

Petani sawit itu mengaku keheranan, mengingat pada setiap menjelang Idul Adha, harga sawit selalu saja merosot dan penurunan harganya tidak tanggung-tanggung.

"Sepertinya, ini permainan para agen dan penampung termasuk pabrik pengolah TBS yang belakangan ini menjamur di beberapa tempat. Hendaknya, asosiasi petani sawit daerah ini segera dibentuk agar ada wadah bagi kami," ujar Hari (35), petani sawit di Daya Murni Tulangbawang Barat itu.

Diduga permainan harga sawit selama ini dimonopoli pengusaha-pengusaha yang memperoleh keuntungan tidak sedikit setiap bulannya.

Menurut Hari, ribuan ton TBS petani yang dipanen dua kali dalam satu bulan. "Petani tak lebih sekadar buruh, sedangkan yang menikmati hasilnya justru toke-toke sawit itu," ujarnya mengeluhkan.

Selain mengeluhkan anjloknya harga TBS, petani sawit itu juga merasa heran dan resah, mengingat semua agen penampung TBS memberitahu petani untuk memanen sawitnya 20 hari menjelang Idul Adha dengan alasan kilang penampung sawit libur panjang selama 20 hari sebelum dan setelah Idul Kurban ini.

"Jangan-jangan ini permainan pengusaha untuk mengeruk keuntungan saat harga sawit rendah," kata Nanang, petani sawit setempat.

Ponidi, petani sawit lainnya juga membenarkan kecurigaan mereka itu.

Menurut Leo (46), pemilik 12 ha kebun sawit di Tulangbawang Barat, saat ini aksi pencurian kelapa sawit juga merajalalela.

Pencurian itu mengakibatkan hasil panen sawit selama ini antara 10--12 ton, kini berkurang menjadi hanya 7--9 ton. "Terpaksa kami rekrut petugas ronda. Kalau tidak habislah sawit dijarah," katanya pula.b