Kemenag Programkan Deradikalisasi Semua Agama

id Kemenag, Deradikalisasi Agama, Lukman Hakim Saifuddin

Jakarta (ANTARA Lampung) - Kementerian Agama akan melakukan program deradikalisasi kepada semua agama yang ada di Indonesia untuk menghindari terulang tragedi Tolikara atau muncul konflik-konflik horizontal, gangguan keamanan, dan instabilitas negara.

Ketika menerima kunjungan ulama dan pegiat kemanusiaan yang tergabung dalam Komite Umat untuk Tolikara (Komat Tolikara), di Jakarta, Rabu (22/7), Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menegaskan pentingnya program deradikalisasi, sebab paham radikal, apapun agamanya dapat membahayakan keutuhan NKRI.  

Menteri Agama juga menyatakan sepakat untuk bekerja sama dan bersinergi dengan Komat Tolikara guna membangun kembali Tolikara, baik terkait program rehabilitasi infrastruktur maupun pendanaannya.

Ia juga sangat menyesalkan terjadi penyerangan terhadap jamaah yang sedang melaksanakan Salat Idulfitri serta pembakaran kios, tempat tinggal, dan masjid di Tolikara Papua pada 17 Juli 2015 serta berharap kejadian itu tidak terulang lagi di tempat manapun di Tanah Air.

Ustad Bachtiar Nasir dari Komat Tolikara mengemukakan, tragedi Tolikara adalah petaka pada Hari Raya Idulfitri 1436 Hijriah, ketika jemaah Salat Id yang menempati halaman Masjid Baitul Muttaqin di lingkungan Koramil Tolikara diserang oleh tidak kurang dari 500 orang tak dikenal.

"Penyerangan itu sangat menyakitkan perasaan umat muslim. Tak hanya di Tolikara ataupun di Papua semata, tetapi umat muslim sedunia merasakan hal yang sama," ujar Ustad Bachtiar selaku Ketua Harian Komat Tolikara.

Menurut dia, Komat Tolikara mendesak pengusutan secara tuntas atas tragedi Tolikara tersebut serta mendorong aparat penegak hukum agar dapat sesegera mungkin menangkap otak intelektual penyerangan tersebut.

Komite itu, lanjutnya, dalam waktu dekat bersama elemen umat yang ada akan bersinergi membangun kembali Masjid Baitul Muttaqin yang telah rata dengan tanah agar umat muslim Tolikara dapat beribadah kembali dengan aman dan nyaman.

Komat Tolikara itu sendiri adalah koalisi masyarakat yang terdiri dari para ulama, tokoh nasional, dan lembaga serta pegiat kemanusiaan yang memiliki komitmen untuk membangun kembali Masjid Tolikara, membangun jalan damai di Papua, dan menguatkan gerakan dakwah di Bumi Cenderawasih.

Adapun tokoh yang tergabung dalam komite tersebut antara lain Bachtiar Nasir, Didin Hafiduddin, Hidayat Nur Wahid, Arifin Ilham, Yusuf Mansyur, Ahmad Juwaini, Aries Mufti, dan Ahmad Mukhlis Yusuf.