Lampung Timur Masuki Panen Padi

id panen, padi, gogo

  Lampung Timur Masuki Panen Padi

Sejumlah petani sedang memanen padi yang ditanaman pada musim kering. (FOTO ANTARA LAMPUNG/Hisar Sitanggang)

Tujuh desa di Kecamatan Braja Selebah akan panen padi, bahkan sudah ada beberapa lahan sawah yang panen."
Lampung Timur, (ANTARA Lampung) - Para petani padi di sejumlah wilayah Kabupaten Lampung Timur, Lampung mulai memasuki musim panen padi dan beberapa diantaranya sudah panen.

"Tujuh desa di Kecamatan Braja Selebah akan panen padi, bahkan sudah ada beberapa lahan sawah yang panen," Kata Kepala Badan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Braja Selebah, Joko Waluyo, Sabtu.

Menurutnya, Kecamatan Braja Selebah menargetkan hasil panen padi pada Maret hingga April 2015 sebesar 14.875 ton. Untuk lahan teknis atau sawah irigasi yang luasnya 1.750 hektare dengan rata-rata produksinya 7,5--8,5 ton/ha.

Ia menyebutkan harga gabah kering panen di Kecamatan Braja Selebah sebesar Rp3.700/kg, harga tersebut menurutnya belum ideal dibandingkan biaya produksi petani.

"Harga idealnya Rp4000 per kilogram, sehingga paling tidak petani tidak merugi," jelasnya.

Selain itu, masalah para petani selama ini di Kecamatan Braja Selebah adalah hama padi seperti wereng dan kresek atau hama jamur tapi bisa diatasi sehingga tidak mengurangi produksi para petani.

Di sisi lain, memasuki musim panen padi di sejumlah Wilayah Lampung Timur dan diperkirakan panen raya pada pertengahan April, harga beras di sejumlah wilayah kabupaten Lampung Timur mulai mengalami penurunan.

Pedagang beras di Kecamatan Labuhan Maringgai, Selamet (45) menyebut harga beras mengalami penurunan drastis.

"Harga beras sudah turun, dijual Rp6.500/kg," katanya.

Yuyun (30), ibu rumah tangga di Desa Tulang Aman Kecamatan Margatiga Lampung Timur juga menyebutkan harga beras di daerahnya sudah mulai turun yang sebelumnya Rp11.000 menjadi Rp8.500/kg.

"Kamis lalu saya beli Rp8.500/kg, sekarang katanya sih turun lagi, karna panen ini," jelasnya.

Ia juga menyebutkan, para petani padi di desanya sudah mulai melakukan panen padi. Memasuki panen padi yang mulai berlangsung, pemerintah akhirnya mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) yang mengatur kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah dan beras untuk mengantisipasi anjloknya harga komoditas tersebut pada saat musim panen.

Inpres No 5 tahun 2015 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah yang disebutkan kebijakan ini akan menjadi payung hukum bagi Perum Bulog menyerap gabah dan beras Petani.

Dalam Inpres yang ditandatangani Presiden Jokowi pada 17 Maret 2015 itu disebutkan untuk harga pembelian Gabah Kering Panen (GKP) dalam negeri dengan kadar air maksimum 25 persen dan kadar hampa maksimum 10 persen adalah Rp3.700/kg di petani, atau Rp3.750/kg di penggilingan.

Sementara itu, harga pembelian Gabah Kering Giling (GKG) dengan kualitas kadar air minum 14 persen dan kotoran maksimum 3 persen adalah Rp4.600/kg di penggilingan atau Rp4.650/kg di gudang Bulog.

Sedangkan untuk harga pembelian beras kualitas kadar air maksimum 14 persen, butir patah maksimum 20 persen, kadar menir maksimum 2 persen dan derajat sosoh minimum 95 persen adalah Rp7.300/kg di gudang Perum Bulog.

Harga Pembelian Pemerintah untuk gabah dan beras tersebut mengalami peningkatan dibandingkan HPP yang diterapkan dalam Inpres no 3 tahun 2012 yang mana untuk harga pembelian Gabah Kering Panen (GKP) dalam negeri dengan kadar air maksimum 25 persen dan kadar hampa maksimum 10 persen adalah Rp3.300 per kilogram (kg) di petani, atau Rp3.350/kg di penggilingan.

Harga pembelian Gabah Kering Giling (GKG) dengan kualitas kadar air minum 14 persen dan kotoran maksimum 3 persen adalah Rp4.150/kg di penggilingan atau Rp4.200/kg di gudang Bulog.

Sementara untuk harga pembelian beras kualitas kadar air maksimum 14 persen, butir patah maksimum 20 persen, kadar menir maksimum 2 persen dan derajat sosoh minimum 95 persen adalah Rp6.600/kg di gudang Perum Bulog.