Lampung panen 800 ribu ton gabah kering di akhir Februari hingga Maret

id Panen padi Lampung, pertanian Lampung, panen raya Lampung, ketahanan pangan

Lampung panen 800 ribu ton gabah kering di akhir Februari hingga Maret

Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung Eko Dyah Purwaningsih saat memberi keterangan. ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi.

Bandarlampung (ANTARA) - Provinsi Lampung segera melaksanakan panen padi sebanyak 800 ribu ton gabah kering panen (GKP) pada akhir Februari hingga awal Maret 2024.


"Perkiraan jumlah produksi padi Provinsi Lampung pada panen di akhir Februari hingga awal Maret ini sebanyak 800 ribu ton dalam bentuk gabah kering panen," ujar Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung Eko Dyah Purwaningsih, di Bandarlampung, Sabtu.

Ia mengatakan produksi padi pada periode panen di awal tahun 2024 ini diperoleh dari luas lahan pertanian seluas 140 ribu hektare yang tersebar di 15 kabupaten dan kota di Provinsi Lampung.

"Kalau padi ini ditanam oleh para petani sejak Oktober 2023 kemarin, tentu sekarang sudah mulai mau panen. Luasan lahan sekitar 140 ribu hektare lahan pertanian, dan hasil panen nanti biasanya akan diolah dalam bentuk gabah kering giling," katanya.

Dia menjelaskan periode panen padi tersebut pun dapat berlangsung lebih panjang hingga tiga bulan mendatang, ditambah lagi pada April mendatang diperkirakan akan ada panen raya padi di berbagai daerah.

"Untuk daerah yang panen beberapa waktu ke depan adalah Kabupaten Lampung Tengah, dan Lampung Selatan ini akan luar biasa hasilnya, nanti akan ditambah lagi produksi karena April ada panen raya," ucap dia.
Secara terpisah, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengatakan panen padi tersebut akan menambah ketersediaan cadangan beras daerah.

"Kalau sudah panen di beberapa daerah ini, nanti hasil panen akan dibeli oleh Bulog dan pedagang sesuai harga yang ditetapkan oleh pemerintah, untuk mengamankan ketersediaan pasokan di bulan-bulan mendatang," tambah Arinal Djunaidi.

Dia mengharapkan Bulog bisa lebih sigap untuk menyerap hasil panen petani, guna mengurangi adanya jual beli yang merugikan petani.

"Dinas pertanian harus memberikan informasi ketika di daerah akan panen, supaya Bulog tahu dan harapannya bisa lebih peka, sigap, cepat menyerap gabah petani. Jadi tidak ada oknum yang mempermainkan ini untuk kepentingan pribadi mereka sehingga merugikan petani," kata dia lagi.