Harga Getah Karet di Waykanan Rendah

id Harga Getah Karet Lampung

Waykanan, Lampung (ANTARA Lampung) - Harga getah karet di Kabupaten Waykanan Provinsi Lampung yang dicanangkan sebagai "Bumi Petani" masih bertahan rendah dalam sepekan ini pada kisaran Rp4.000 per kilogram di tingkat petani, dan getah karet kering kisaran Rp6.000 hingga Rp7.000 per kilogram.

Berkaitan dengan rendahnya nilai jual getah karet itu, sejumlah petani karet di Kabupaten Waykanan Lampung, Minggu (28/9), mengeluhkannya dan mengaku pendapatan mereka semakin menurun sehingga harus menjaga pengeluaran dengan ketat.

"Harga getah karet masih rendah terus. Kami berharap harga bisa segera membaik," ujar Sarman, petani karet dari Kampung Bumimulya Kecamatan Pakuanratu Waykanan.

"Dampak negatif rendahnya harga getah karet yang terus mengalami penurunan harus diatasi oleh pemerintah," ujar General Affair PT Mardec Siger Waykanan, Andrie Pandji Indra.

"Penyebab harga getah karet terus mengalami penurunan ialah harga karet remah SIR 20 selalu turun di pasar internasional," katanya lagi.

Kondisi itu, demikian Indra menambahkan, mengakibatkan penghasilan petani karet ikut turun.

Karena itu, Indra mengingatkan agar pemerintah kabupaten setempat dengan areal kebun karet rakyat luas, harus ikut terlibat untuk mempertahankan kesejahteraan rakyatnya, utamanya petani karet.

"Jika tidak dilakukan, berpotensi adanya kerawanan sosial dan dampak negatif lainnya. Jika itu terjadi, pemeritah daerah setempat akan dianggap tidak berhasil mempertahankan kesejahteraan rakyatnya, apalagi membangun daerahnya," ujarnya lagi.

Sebelumnya, Gubernur Lampung M Ridho Ficardo membenarkan, salah satu prioritas pembangunan pada masa lima tahun kepemimpinannya saat ini selain membenahi ketersediaan infrastruktur transportasi (perbaikan jalan dan jembatan) adalah membangun dan mengembangkan sektor pertanian dan perkebunan agar menjadi lebih kompetitif dan maju untuk memberikan peluang peningkatan pendapatan petani.

"Pemenuhan infrastruktur transportasi akan memajukan perekonomian karena memperlancar distribusi barang dan jasa, termasuk melancarkan angkutan hasil pertanian dan perkebunan sehingga kualitas dan harganya akan lebih baik," ujar Ridho pula.