Lampung Barat (ANTARA) - Penjabat (Pj) Bupati Lampung Barat Nukman meminta kepada pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah Bengkulu-Lampung untuk segera mengevakuasi Harimau Sumatera yang meresahkan warga di wilayahnya.
"Untuk mencegah kejadian berulang, harimau yang sudah meresahkan masyarakat Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh (BNS) itu segera ditangkap untuk dilakukan minimal karantina," kata Nukman saat dihubungi dari Lampung Selatan, Kamis.
Ia juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap keberadaan harimau yang dapat menyerang penduduk, khususnya saat berada di kebun.
"Masyarakat saya minta untuk tetap waspada. Kalau ke kebun memetik kopi, durian, jangan sendiri, usahakan mengajak teman agar bisa saling membantu," katanya.
Nukman juga mengingatkan warga agar tidak mengambil tindakan sendiri untuk menangkap hewan buas yang berkeliaran pada beberapa bulan ini, karena khawatir akan ada korban lagi.
Sebelumnya BKSDA wilayah Bengkulu-Lampung memasang jebakan kandang dan kamera perangkap untuk menindaklanjuti laporan adanya dua warga yang tewas diterkam harimau di Lampung Barat.
"Untuk mengantisipasi tidak terjadi kasus serupa dan meredam keresahan masyarakat, BKSDA Bengkulu-Lampung memasang kandang jebak dan kamera jebak di lokasi kejadian korban ditemukan," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah (SKW) III Lampung Joko Susilo.
Pihaknya telah menerjunkan tim untuk melakukan evakuasi dan pencarian Harimau Sumatera yang meresahkan warga sekitar.
"Sudah menurunkan Tim Wildlife Rescue Unit (WRU) SKW III Lampung untuk melakukan evakuasi satwa liar, jenis Harimau Sumatera," katanya.
Sebelumnya Sahri bin Saprak (28) warga Pekon Bumi Hantatai, Kecamatan Bandar Negeri Suoh, ditemukan meninggal dunia pada Kamis 22 Februari 2024 sekitar pukul 02.00 WIB dini hari.
Sahri ditemukan warga dengan kondisi yang cukup mengenaskan di kebunnya di Talang Peninjauan dan diduga akibat serangan harimau.
Sebelumnya Gunarso warga Pemangku Sumber Agung II, Pekon Simber Agung, Kecamatan Suoh, Kamis (8/2) ditemukan masyarakat meninggal dunia dengan kondisi yang mengenaskan di sebuah lahan perkebunan. Melihat kondisi luka yang dialami Gunarso warga menduga akibat terkaman harimau.