BI Lampung sebut beberapa komoditas perlu diperhatikan berkala jaga inflasi

id Jaga inflasi Lampung, ekonomi Lampung, stabilitas harga pangan, harga pangan lampung

BI Lampung sebut beberapa komoditas perlu diperhatikan berkala jaga inflasi

Ilustrasi- Cabai rawit hijau milik pedagang di pasar tradisional di Lampung. ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi.

Bandarlampung (ANTARA) - Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung Irfan Farulian mengatakan bahwa dalam upaya terus menjaga tingkat inflasi maka pasokan dan harga beberapa komoditas perlu diperhatikan secara berkala.
 
"Dari data yang disampaikan saat rapat pengendalian inflasi beberapa waktu lalu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Seperti beberapa komoditas harus diawasi agar tidak mengalami kenaikan harga berlebih. Tapi secara keseluruhan untuk Provinsi Lampung inflasi dan harga masih baik dan terkendali," ujar Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung, Irfan Farulian di Bandarlampung, Senin.

Ia mengatakan pengawasan atas beberapa komoditas yang rawan mengalami kenaikan itu dilakukan untuk  menjaga tingkat inflasi daerah agar tetap terkendali.

"Di Januari kemarin yang penting sudah mulai masuk musim hujan dan dampak fenomena iklim El Nino sudah tidak terlalu besar, sehingga petani sudah masuk musim tanam jadi mulai ada pasokan pangan tambahan," ucapnya.

Dia menjelaskan beberapa komoditas yang harus dijaga serta diawasi secara berkala meliputi cabai, beras, telur, dan bawang.

"Cuaca juga menjadi faktor pendorong lancarnya distribusi pangan, jadi selain pengawasan harga di pasaran sudah diberitahukan pula prakiraan cuaca untuk 3 bulan ke depan oleh BMKG. Dan Lampung perkembangan harganya masih di urutan 13 masih bisa di kendalikan inflasinya dengan baik, mudah-mudahan tetap terkendali," ujar dia lagi.

Tanggapan mengenai pengawasan harga pangan dikatakan oleh Pemerintah Provinsi Lampung melalui Inspektur Provinsi Lampung Fredy.

"Di Lampung ini sudah mulai hujan, berdasarkan prediksi dari BMKG sampai April hujan, yang tertinggi di Maret. Jadi di periode itu masuk musim tanam, sebab Mei mulai agak kering sampai Agustus, jadi penting sekali musim tanam ke depan bisa diantisipasi sehingga pengendalian inflasi bisa lebih baik lagi," ujar Fredy.

Ia melanjutkan pengendalian serta pengawasan ketersediaan dan harga komoditas yang rawan mengalami kenaikan itu akan terus dilakukan oleh pemerintah daerah untuk menjaga stabilitas ekonomi daerah.

"Memang harus dijaga agar stabil untuk komoditas yang rawan meningkat seperti beras, bawang merah, bawang putih karena masih impor ini yang perlu di kendalikan terus," tambahnya.

Berdasarkan data pusat informasi harga pangan strategis nasional di Provinsi Lampung beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga adalah bawang merah dengan harga rata-rata Rp28 ribu per kilogram naik Rp1.250 per kilogram, bawang putih Rp37.150 per kilogram baik Rp1.650 per kilogram.

Lalu beras kualitas bawah II Rp14.100 per kilogram naik Rp500 per kilogram, beras kualitas super I Rp15.200 per kilogram naik Rp400 per kilogram, cabai merah besar Rp84.750 per kilogram naik Rp14.500 per kilogram, cabai merah keriting Rp61.150 per kilogram naik Rp8.500 per kilogram, cabai rawit hijau Rp41.250 naik Rp4.350 per kilogram, cabai rawit merah Rp44.750 per kilogram naik Rp3.500 per kilogram.

Gula kualitas premium Rp17.250 per kilogram naik Rp750 per kilogram, minyak goreng curah Rp15.900 per liter naik Rp200 per liter, minyak goreng kemasan bermerek Rp20.350 per liter naik Rp1.000 per liter, dan telur ayam Rp26.500 per kilogram naik Rp100 per kilogram.

Pada Januari 2024 ini Provinsi Lampung mengalami deflasi sebesar 0,19 persen, di mana penyumbang utama deflasi adalah kelompok makanan, minuman, tembakau dengan andil 0.21 persen. Dari kelompok tersebut cabai merah memiliki andil deflasi sebesar 0,136 persen, cabai rawit 0,086 persen, daging ayam ras 0,026 persen, dan ikan kembung 0,023 persen.