BI proyeksikan angka inflasi Bengkulu 2024 sesuai target nasional

id Bengkulu, inflasi, BI

BI proyeksikan angka inflasi Bengkulu 2024 sesuai target nasional

Bank Indonesia membina petani dalam mengembangkan pertanian padi dengan bibit yang lebih tahan cuaca ekstrem di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu.. (ANTARA/HO-Dokumen Pribadi)

Bengkulu (ANTARA) - Bank Indonesia memproyeksikan angka inflasi tahunan Provinsi Bengkulu pada 2024 tetap pada rentang target nasional 2,5 plus minus 1 persen.
 
"Inflasi Bengkulu pada Februari ini terjaga dalam kisaran 2,5 plus minus 1 persen. Inflasi Bengkulu sebesar 0,37 persen (mtm) atau 2,75 persen (yoy). Ke depan Bank Indonesia meyakini inflasi tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5 plus minus 1 persen," kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu Darjana di Bengkulu, Selasa.

Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu menyebutkan memang ada beberapa komoditas yang memengaruhi inflasi Bengkulu, namun angkanya masih tetap terjaga.
 
Inflasi inti provinsi berjuluk 'Bumi Rafflesia' itu berada pada 0,14 persen untuk angka bulanan atau angka tahunannya 1,68 persen (yoy). Komoditas yang menyumbang inflasi inti yakni minyak goreng, nasi dengan lauk dan emas.
 
Untuk inflasi kelompok bahan makanan volatil dipengaruhi oleh komoditas beras, telur ayam ras, cabai merah. Angka inflasi kelompok ini memang sedikit lebih tinggi pada Februari 2024 dikarenakan perubahan harga dari 3 komoditas tersebut.
 
Namun, Bank Indonesia bersama TPID mengupayakan untuk peningkatan produksi komoditas tersebut guna menjaga kestabilan harga uang yang diterima masyarakat.
 
Bank Indonesia jauh hari telah membina petani dalam mengembangkan pertanian padi dengan bibit yang lebih tahan cuaca ekstrem di Kabupaten Mukomuko.
 
Hasilnya, panen pertama yang digelar pada 1 Februari 2024 sangat menggembirakan. Demonstartion plot (demplot) padi berbasis total organik di Desa Sumber Makmur, Kecamatan Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko mampu menghasilkan gabah 13 ton per hektare.
 
"Setelah dilakukan pengubinan di 2 petak dengan luas masing-masing 625 meter persegi, dihasilkan 8,14 dan 8,12 kg. Sehingga kalau dikonversi ke hektare akan dihasilkan sekitar 13 ton per hektare, jauh di atas produksi rata-rata padi yang sebesar 5,4 ton per hektare," kata Deputi Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Dhita Aditya Nugraha.
 
Kemudian, pada 1 Maret 2024 ini Bank Indonesia bersama Pemerintah Kota Provinsi Bengkulu menggelar gerakan panen cabai merah pada Kelompok Wanita Tani Kerapu Makmur Kota Bengkulu.
 
Cabai merah yang ditanam oleh kelompok Kerapu Makmur memiliki tujuan untuk memberdayakan masyarakat serta meningkatkan pasokan cabai yang diproduksi dengan memanfaatkan pekarangan.
 
Selain itu, TPID juga terus menstabilkan harga bahan pokok dengan berbagai upaya seperti kerja sama antardaerah sebagai pemenuhan kebutuhan komoditas pokok. Kemudian, TPID juga menggelar operasi pasar dan pasar murah terutama menjelang Ramadhan hingga lebaran Idul Fitri 2024.
 
Dengan berbagai upaya tersebut, inflasi Bengkulu pada 2024 ini diproyeksikan berada pada rentang target nasional seperti yang telah ditetapkan Pemerintah Pusat.