Kekurangan oksigen, IGD RSUD NAS Kulon Progo ditutup

id COVID-19,Kulon Progo,IGD tutup,RSUD NAS

Kekurangan oksigen, IGD RSUD NAS Kulon Progo ditutup

Sekolah menengah pertama di Kabupaten Kulon Progo telah menyiapkan satgas COVID-19 untuk mengawal pembelajaran tatap muka. (ANTARA/Sutarmi)

Pelayanan pasien di IGD sempat ramai sekali, karena ada empat terkonfirmasi COVID-19, dan semua bangsal penuh. Kami mencari tenaga kesehatan yang tidak memiliki komorbit untuk ditempatkan dalam penanganan pasien COVID-19, katanya
Kulon Progo (ANTARA) - Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nyi Ageng Serang Sentolo di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, ditutup sementara karena ketersediaan oksigen bagi pasien, khususnya terkonfirmasi COVID-19 menipis.

Penutupan IGD RSUD Nyi Ageng Serang (NAS) dari Rabu, pukul 14.00 WIB hingga Kamis (1/7) pukul 12.00 WIB.

Direktur RSUD Nyi Ageng Serang Hunik Rimawati di Kulon Progo, Rabu, mengatakan sejak empat hari terakhir, ketersediaan oksigen di RSUD NAS sangat terbatas.

"Stok oksigen di RSUD NAS menipis. Kami memperkirakan ketersediaan oksigen hanya bisa mencukupi hingga sore tadi (30/6). Sementara itu, di rumah sakit ini masih ada 24 pasien terkonfirmasi COVID-19 yang dirawat, dan kami hari ini merujuk dua pasien terkonfirmasi COVID-19 yang membutuhkan oksigen banyak," ujarnya.

Baca juga: Bandarlampung tunggu surat Kemenkes untuk vaksinasi anak dan ibu hamil

Dengan ketersediaan oksigen yang ada di rumah sakit, tidak memungkinkan bagi rumah sakit itu menerima pasien di IGD, sehingga ditutup sementara IGD, kata Hunik.

Ia mengatakan saat ini pihaknya masih menunggu kiriman oksigen dari distributor. Berdasarkan informasi, RSUD NAS akan kembali mendapat pasokan oksigen lagi sebanyak 20-25 tabung yang dijadwalkan tiba malam ini. Saat ini, pihaknya menata ketersediaan oksigen yang masih ada supaya cukup untuk mencukupi kebutuhan 24 pasien COVID-19 yang masih dirawat ini.

"Kami menutup sementara ini dengan berat hati. Selama empat hari terakhir ini, kami meminjam stok oksigen ke puskesmas dan RSUD Wates, karena kami sangat tergantung pada pasokan oksigen dari Yogyakarta," katanya.

Baca juga: IDI Bandarlampung: Pemda harus perhatikan ketersediaan SDM nakes

Selain itu, Hunik mengakui saat ini, RSUD NAS juga kekurangan tenaga medis, karena sebanyak 17 tenaga kesehatan, tiga diantaranya bidan terpapar COVID-19. Pelayanan medis di rumah sakit ini dibagi dalam tiga shift, namun dengan adanya 17 tenaga kesehatan yang terpapar COVID-19, pihaknya kesulitan mengatur SDM di rumah sakit.

"Pelayanan pasien di IGD sempat ramai sekali, karena ada empat terkonfirmasi COVID-19, dan semua bangsal penuh. Kami mencari tenaga kesehatan yang tidak memiliki komorbit untuk ditempatkan dalam penanganan pasien COVID-19," katanya.