Kopi jadi pendukung pariwisata di Tomohon

id kopi

Kopi jadi pendukung pariwisata di Tomohon

Para pihak melakukan penanaman perdana kopi Arabika Mahawu dengan metode agroforestry di Tanah Misi Keuskupan Manado Jalan Mahawu.  (ANTARA)

Manado (ANTARA) - Wali Kota Tomohon, Sulawesi Utara (Sulut) Caroll J.A. Senduk mengharapkan pengelolaan komoditas kopi secara optimal agar dapat menjadi daya dukung pembangunan pariwisata di daerah berpenduduk lebih dari 100 ribu jiwa itu.

"Pemerintah Kota Tomohon menyambut baik dan memberikan apresiasi dan penghargaan kepada segenap pemangku kepentingan, terutama kepada Redo Coffee yang secara aktif dan partisipatif menopang program–program pemerintah kota meningkatkan kesejahteraan masyarakat di berbagai sektor dan menjadikan Tomohon sebagai kota wisata dunia," ujarnya di Tomohon, Kamis (8/4).

Para pihak melakukan penanaman perdana kopi Arabika Mahawu dengan metode agroforestry di Tanah Misi Keuskupan Manado Jalan Mahawu itu.

Pemerintah terus berupaya mengembangkan berbagai metode dan cara tepat membangun Kota Tomohon dengan melibatkan para pemangku kepentingan dan seluruh komponen masyarakat.

"Ini akan berimplikasi pada penyediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Kota Tomohon," katanya.

Pelaksanaan padat karya produktif melalui penanaman perdana kopi Arabika Mahawu dengan metode agroforestry menopang pengembangan pariwisata, katanya, sebagai tepat dan penting.

Alasannya, katanya, untuk menyediakan lapangan pekerjaan produktif dan berkelanjutan bagi para pengangguran dan setengah pengangguran.

"Melalui penyediaan lapangan pekerjaan yang produktif ini memberi dampak positif dalam memberdayakan ekonomi masyarakat ke tingkat yang lebih sejahtera serta mendukung misi menjadikan Tomohon sebagai kota wisata dunia," katanya.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu, mengajak petani dan pengusaha kopi menyadari ciri khas Kota Tomohon sebagai kota yang memiliki dimensi pertanian dan kepariwisatan yang menonjol dan potensial, di mana sekitar 70 persen sumber pendapatan masyarakatnya berasal dari sektor pertanian.

Hal ini, katanya, membuktikan pengembangan perekonomian kota ke depan tetap berada di tangan masyarakat.

"Melalui dukungan agroekosistem dan potensi lahan yang baik maka salah satu potensi pertanian yang dapat dikembangkan oleh masyarakat Kota Tomohon adalah tanaman kopi," ujarnya.

Hal ini memiliki keterkaitan lintas sektor serta membangkitkan dampak jamak yang signifikan bagi tumbuhnya mata rantai usaha, menciptakan lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, pelestarian lingkungan hidup dan kepariwisataan.

Wakil Wali Kota Wenny Lumentut menambahkan Pemerintah Kota Tomohon mendukung program bidang pariwisata dan pertanian.

Ia menantang pengelola dengan memberi penghargaan apabila lahan umat ini benar ditanami 12 ribu pohon kopi.

"Saya akan datang lihat langsung tanggal 8 April 2022 mendatang dan jangan lupa saat sudah menghasilkan, harus diberi nama Kopi Mahawu. Jangan lagi tanam di Tomohon, tapi 'brand'-nya bukan Tomohon, ingat itu," katanya.

Dia berharap, perhatian dan dukungan yang diberikan baik dari pihak pemerintah maupun pengusaha dapat dikelola dengan baik dan maksimal oleh para petani, sehingga dapat memberikan manfaat besar bagi peningkatan kesejahteraan para petani maupun seluruh masyarakat setempat.

“Jika anda kelelahan dan bimbang mengambil keputusan, jangan dulu melangkah. Minumlah dulu secangkir kopi, baru buat keputusan," ujar Wenny berpantun.

Uskup Keuskupan Manado Monsinyur Benedictus E.R. Untu, MSC berharap, lahan ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya sehingga dapat membantu meningkatkan perekonomian umat di paroki ini. Tanah misi seluas 12 hektare ini merupakan aset Keuskupan Manado sejak 1929.