Satgas: 8,87 persen kasus COVID-19 nasional sumbangan anak sekolah

id wiku adisasmito,satgas,covid-19,anak usia sekolah

Satgas: 8,87 persen kasus COVID-19 nasional sumbangan anak sekolah

Tangkapan layar - Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito dalam diskusi Satgas Penanganan COVID-19 di Jakarta pada Kamis (7/1/2021). ANTARA/Prisca Triferna

Data ini disampaikan bukan untuk menakuti, melainkan sebagai bentuk transparansi satgas kepada pemda maupun masyarakat, ungkap Wiku
Jakarta (ANTARA) - Berdasarkan hasil analisis data, anak rentang usia sekolah (0-18 tahun) menyumbang 8,87 persen kasus COVID-19 secara nasional, kata Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19.

"Berdasarkan hasil analisis data COVID-19 pada rentang usia sekolah diketahui bahwa jumlahnya menyumbang sebesar 8,87 persen dari total kasus nasional," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual di Kantor Presiden Jakarta, Kamis.

Berdasarkan data diketahui bahwa anak usia setara pendidikan Sekolah Dasar (7-12 tahun) menyumbang angka terbanyak yakni 29,8 persen, diikuti usia SMA (16-18 tahun) sebanyak 23,17 persen, SMP (13-15 tahun) sebanyak 18,8 persen dan TK (3-6 tahun) sebanyak 14,3 persen serta PAUD (0-2 tahun) 13,8 persen.

Baca juga: Presiden: Ditargetkan 29,55 juta dosis vaksin tiba di daerah hingga Maret 2021

Pada hari ini, kasus positif COVID-19 juga tercatat bertambah 9.321 yang merupakan rekor kasus positif terbanyak di Indonesia sejak pertama diumumkan pada Maret 2020.

Artinya total sudah ada 797.723 kasus positif COVID-19. Dari jumlah itu, sebanyak 659.437 telah sembuh (bertambah 6.924) dan 23.520 orang meninggal dunia (bertambah 224) usai terinfeksi virus corona. Jumlah spesimen yang diperiksa adalah sebanyak 68.019 dan pasien suspek ada 68.753.

"Jika kita menelaah dari trennya, kita bisa lihat terjadi ada peningkatan kasus konfirmasi pada setiap penggolongan umur, bahkan pada tiga golongan umur yakni setara TK, PAUD, dan SD. Kenaikannya di atas 50 persen hanya dalam kurun waktu satu bulan yaitu November - Desember 2020," ungkap Wiku.

Baca juga: Indonesia harus tiru China tangani COVID-19, ujar jubir satgas

Dari sebaran kasus, diketahui DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Riau, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, Sumatera Barat dan Banten konsisten menempati 10 besar daerah dengan konfirmasi kasus tertinggi pada rentang usia sekolah.

"DKI, Jabar, Jatim, dan Jateng konsisten tempati empat teratas pada seluruh golongan usia sekolah," tambah Wiku.

Tidak hanya terkait data kasus positif, Satgas merasa perlu menyampaikan daerah dengan kontributor kematian pada rentang usia sekolah tertinggi secara nasional.

"Daerah-daerah tersebut di antaranya Sulawesi Utara 6,78 persen, NTB 4,72 persen, dan NTT 4,35 persen pada rentang 0-2 tahun," ungkap Wiku.

Baca juga: Ini alasan kasus COVID-19 di Indonesia masih tinggi, ungkap satgas

Selanjutnya Jawa Timur 4,6 persen, Riau 0,73 persen, Kepulauan Riau 0,72 persen untuk rentang 3-6 tahun.

Jawa Timur 4,6 persen, Gorontalo 1,49 persen, Sulawesi Selatan 1,47 persen pada rentang usia 7-12 tahun.

Jawa Timur 4,96 persen, Gorontalo 2,08 persen dan NTB 0,85 persen pada rentang 13-15 tahun.

Selanjutnya Jawa Timur 4,62 persen, Gorontalo 1,6 persen, dan Aceh 1,35 persen pada rentang usia 16-18 tahun.

"Data ini disampaikan bukan untuk menakuti, melainkan sebagai bentuk transparansi satgas kepada pemda maupun masyarakat," ungkap Wiku.

Data itu, menurut Wiku, selayaknya dijadikan dasar pertimbangan sebelum mengeluarkan izin pembelajaran tatap muka.

"Daerah dengan persentase kasus positif covid tinggi, diharapkan fokus terlebih dulu pada penanganan pandemi," tegas Wiku.