Chigago (ANTARA) - Regulator di Brasil, India, dan Afrika Selatan juga sebelumnya mengizinkan AstraZeneca untuk melanjutkan uji coba vaksin, demikian Reuters melaporkan.
AstraZeneca, yang mengembangkan vaksin dengan para peneliti Universitas Oxford, dipandang sebagai pelopor dalam perlombaan untuk memproduksi vaksin untuk COVID-19 hingga uji coba ditangguhkan untuk menyelidiki penyakit tersebut. Data awal dari uji coba skala besar vaksin di Amerika Serikat dari Pfizer Inc dan Moderna Inc diharapkan keluar bulan depan.
Johnson & Johnson pekan lalu menghentikan uji coba vaksin COVID-19 Tahap III untuk menyelidiki penyakit yang tidak dapat dijelaskan di salah satu peserta penelitian. Pada saat pengumuman, pihak perusahaan belum mengetahui apakah relawan tersebut telah diberikan vaksin atau plasebo.
Seorang juru bicara J&J pada hari Selasa mengatakan penelitian tersebut tetap ditunda karena perusahaan melanjutkan peninjauan informasi medis sebelum memutuskan untuk memulai kembali uji coba. J&J mencatat bahwa "jeda studi" -nya bersifat sukarela, berbeda dengan "ketentuan peraturan" AstraZeneca yang diberlakukan oleh otoritas kesehatan.
Vaksin dipandang penting untuk membantu mengakhiri pandemi yang telah menghantam ekonomi di seluruh dunia dan merenggut lebih dari 1 juta nyawa - lebih dari 220.000 di antaranya di Amerika Serikat.
Menanggapi permintaan tentang uji coba AstraZeneca, regulator Inggris membagikan kepada Reuters draf surat formulir kepada peserta uji coba vaksin Inggris, tertanggal 14 Oktober dan ditandatangani oleh Tim Vaksin COVID-19 Oxford. Dikatakan FDA AS telah menyelesaikan analisis mereka dan mengatakan vaksinasi di Amerika Serikat akan segera dilanjutkan.
FDA "telah sampai pada kesimpulan yang sama dengan regulator obat lain termasuk MHRA," kata surat itu.
Otoritas Riset Kesehatan, yang membantu mengatur penelitian medis Inggris, tidak mengatakan apakah surat itu telah dikirim atau menanggapi pertanyaan tentangnya.
Seorang juru bicara AstraZeneca mengatakan komunikasi tersebut bukan dari perusahaan dan "tidak dapat memverifikasi isinya," mengacu pada draf surat untuk peserta studi.
"Kami juga tidak dapat mengomentari keputusan FDA yang menunggu keputusan," katanya.
Baca juga: AstraZeneca dilanjutkan uji klinis vaksin COVID-19
Berita Terkait
Vaksin booster di triwulan pertama fokus gunakan AstraZeneca
Minggu, 30 Januari 2022 13:30 Wib
Indonesia terima 2,96 juta vaksin COVID-19 dari Jerman dan Swedia
Jumat, 28 Januari 2022 20:21 Wib
Vaksin AstraZeneca bantuan dari Jepang telah tiba
Kamis, 20 Januari 2022 11:14 Wib
Penerima dua dosis vaksin COVID-19 di Indonesia capai 121,57 juta orang
Rabu, 19 Januari 2022 20:52 Wib
Studi Oxford: "Booster" AstraZeneca ampuh lawan Omicron
Kamis, 23 Desember 2021 16:43 Wib
Indonesia receives 162nd batch of COVID-19 vaccines
Selasa, 21 Desember 2021 9:36 Wib
Pemerintah kaji penggunaan vaksin "booster" Pfizer, Sinovac dan AstraZeneca
Senin, 20 Desember 2021 18:15 Wib
AS izinkan penggunaan AstraZeneca
Kamis, 9 Desember 2021 11:17 Wib