IDI berharap tak ada lagi dokter meninggal saat tangani COVID-19

id IDI,COVID-19,Bandarlampung,dokter meninggal

IDI berharap tak ada lagi dokter meninggal saat tangani COVID-19

Ketua IDI Cabang Bandarlampung dr Aditya M Biomed, Kamis (13/8/2020). (ANTARA/Dian Hadiyatna)

Bagi IDI yakni bagaimana ke depan tidak ada lagi dokter yang meninggal dunia
Bandarlampung (ANTARA) - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Bandarlampung berharap tidak ada lagi dokter-dokter di Indonesia yang meninggal saat menangani atau merawat pasien COVID-19.

Ketua IDI Cabang Bandarlampung dr Aditya M Biomed, di Bandarlampung, Kamis, mengatakan bahwa pemerintah harus dapat mencukupi alat pelindung diri (APD) bagi para tenaga kesehatan yang berjibaku dalam menangani COVID-19.

"Bila pun ada penghargaan dari pemerintah kepada dokter-dokter yang telah meninggal karena menangani COVID-19, kami tetap mengapresiasinya," kata dia.
Baca juga: Kembali ada dokter muda di Medan meninggal dunia akibat COVID-19


Namun, lanjut dia, sebenarnya yang diinginkan dan sangat penting bagi IDI yakni bagaimana ke depan tidak ada lagi dokter yang meninggal dunia.

"Yang paling utama dan penting menurut saya adalah bukan penghargaannya, tapi bagaimana tidak ada lagi dokter yang gugur, hal yang harus dilakukan untuk mencegah itu ya APD harus dilengkapi dan aturan juga harus dipertegas," katanya.

Pemerintah memberikan anugerah 9 Bintang Jasa Pratama dan 13 Bintang Jasa Nararya kepada para dokter dan perawat yang meninggal dunia karena merawat pasien COVID-19.

Penghargaan itu berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 51, 52, dan 53/TK/TH 2020 tanggal 22 Juni 2020 dan Nomor 79, 80, dan 81/TK/TH 2020 tanggal 12 Agustus 2020.

Penganugerahan ini merupakan bentuk duka cita mendalam dan penghormatan tertinggi negara terhadap seluruh tenaga medis yang menjadi garis depan penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia.
Baca juga: Dokter di Kepri meninggal akibat COVID-19