Abrasi pantai merusak sejumlah objek wisata kuliner di Meulaboh Aceh

id berita aceh terkini,berita aceh,meulaboh,abrasi,pantai meulaboh,wisata aceh

Abrasi pantai merusak sejumlah objek wisata kuliner di Meulaboh Aceh

Warga berada di kawasan pinggiran pantai yang terkikis gelombang laut di Desa Gampong Belakang, Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh, Sabtu (9/5/2020). Kerusakan garis pantai akibat abrasi di pesisir Aceh Barat semakin meluas dari 2,4 kilometer menjadi 3,3 kilometer disepanjang Desa Suak Indrapuri, Gampong Pasir, Gampong Belakang, Ujong Kalak dan Desa Suak Ribee. (Antara Aceh/SyifaYulinnas)

Ada sekitar 20 unit lebih pondok kafe yang sudah terbawa air laut akibat terjangan erosi kali ini,
Meulaboh (ANTARA) - Sejumlah pondok wisata kuliner di Desa Suak Ribee, Kecamatan Johan Pahlawan, Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat rusak parah akibat diterjang gelombang pasang air laut dan terjangan abrasi pantai.

“Ada sekitar 20 unit lebih pondok kafe yang sudah terbawa air laut akibat terjangan erosi kali ini,” kata Kepala Desa Suak Ribee, Meulaboh, Teuku Razali, Ahad sore.

Menurut dia, terjangan abrasi yang terjadi pada Ramadhan tahun ini juga menyebabkan sejumlah sarana wisata kuliner di daerah ini ikut rusak, karena terkikis air laut yang masuk ke lokasi wisata.
Baca juga: Pemkab Aceh Barat perketat pengawasan lokasi wisata selama Ramadhan agar khusyuk puasa


Bahkan beberapa pemilik kafe juga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman, karena khawatir dengan terjangan gelombang pasang yang sering terjadi pada malam hari.

Tidak hanya itu, musibah erosi juga menyebabkan sepanjang 110 meter bibir pantai dan badan jalan di daerah ini juga ikut rusak dan amblas ke bibir pantai.

Kondisi ini, kata Teuku Razali, juga menyebabkan air laut dengan mudah memasuki areal pemukiman masyarakat, sehingga hal ini sangat meresahkan warga yang bermukim di sepanjang bibir pantai di daerah ini.

“Kami berharap abrasi pantai ini segera diatasi oleh pihak terkait, karena sudah sangat meresahkan dan membuat aktivitas ekonomi masyarakat ikut terganggu,” kata Teuku Razali menambahkan.

Ia juga menuturkan gundukan pasir di bibir pantai yang selama ini menghalangi gelombang saat ini juga telah rusak akibat terjangan abrasi, sehingga air laut dengan mudah memasuki tanah milik masyarakat di kawasan bibir pantai setempat, ungkapnya.
Baca juga: Sumut, Aceh, Sumbar, Sumsel, Lampung masih tetap diincar pengusaha pariwisata Malaysia