RSUD Pariaman hanya terima pasien COVID-19

id rsud pariaman,RS khusus COVID-19

RSUD Pariaman  hanya terima pasien COVID-19

Direktur RSUD Pariaman, Sumbar dr. Indria Velutina. (Antara Sumbar/Aadiaat M. S.)

Pariaman (ANTARA) - RSUD Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar) mulai Jumat (10/4) tidak menerima pasien non COVID-19 karena menjadi rumah sakit rujukan khusus menangani pasien terpapar virus tersebut.

"Semua pasien non COVID-19 akan diarahkan ke sejumlah rumah sakit lainnya di Kota Pariaman dan RSUD Padang Pariaman," kata Direktur RSUD Pariaman dr. Indria Velutina di Pariaman, Rabu.

Ia menjelaskan keputusan tersebut karena pihaknya ingin fokus menangani pasien COVID-19 dengan alat pelindung diri (APD) lengkap baik dari yang akan dikirimkan oleh pemerintah provinsi (Pemprov) maupun sumbangan dari sejumlah pihak.

"Kalau APD tidak lengkap maka saya tidak akan meminta para tenaga kesehatan untuk merawat pasien COVID-19, ini sudah komitmen dengan Pemprov Sumbar," katanya.

Ia menyampaikan untuk menghadapi pasien COVID tersebut pihaknya sudah mempersiapkan ruangan tambahan dengan kapasitas 50 tempat tidur yang perlengkapan medisnya sedang dipesan dan membutuhkan waktu untuk pemasangan dengan standar yang telah ditetapkan.

Pihaknya juga mempersiapkan tenaga medis, petugas keamanan dan tenaga kebersihan guna menghadapi pasien yang datang dari sejumlah daerah di Sumbar.

Jika nanti terjadi peningkatan jumlah pasien, maka pihaknya akan menggunakan seluruh ruangan rawat inap yang jumlahnya mencapai 160 tempat tidur, ujar dia.

Ia telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak rumah sakit di Kota Pariaman dan RSUD Padang Pariaman terkait dengan fasilitas kesehatan yang digunakan untuk pasien non COVID-19.

"Jika ada pasien non COVID ke sini maka akan kami arahkan ke rumah sakit lainnya. Jika kondisinya berat maka seperti biasa akan dirujuk ke RS M. Djamil," kata dia.

Ia menyampaikan besok, bersama Pemerintah Kota Pariaman akan menyosialisasikan terkait penetapan RSUD Pariaman sebagai rujukan COVID-19 kepada warga melalui kepala desa dan jajarannya.

Selain itu, juga akan dijelaskan penyebaran COVID-19 sehingga masyarakat diminta tetap di rumah, menggunakan masker ketika ke luar rumah dan menerapkan pola hidup sehat.

Ia tidak bisa menentukan kapan pandemi COVID-19 berakhir, namun mengkhawatirkan kepulangan perantau yang diperkirakan pada Ramadan dan menjelang Idul Fitri yang sebagian besar datang dari zona merah penyebaran virus tersebut.