Mantan Menkes usulkan pendidikan budi pekerti diajarkan lagi

id pendidikan budi pekerti,muhadjir effendy,boenjamin setiawan,faried anfasa moeloe

Mantan Menkes usulkan pendidikan budi pekerti diajarkan lagi

Mantan Menteri Kesehatan Prof Faried Anfasa Moeloek, Pendiri perusahaan farmasi Kalbe Farma, Prof Boenjamin Setiawan, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. (ANTARA/Indriani)

Dia menambahkan pelajaran budi pekerti mengajarkan siswa menjadi pribadi yang baik, saling menghargai dan tidak suka berkelahi. Mengajarkan siswa bagaimana menjadi pribadi yang cerdas otaknya dan karakternya.
Jakarta (ANTARA) - Mantan Menteri Kesehatan Prof Faried Anfasa Moeloek mengusulkan agar pendidikan budi pekerti kembali diajarkan ke sekolah agar siswa memiliki karakter yang baik.

"Dulu saya waktu SD ada mata pelajaran budi pekerti. Jadi kami belajar bagaimana menjadi manusia yang baik, tapi sekarang sepertinya tidak diajarkan," ujar Faried usai bertemu dengan Mendikbud Muhadjir Effendy di Jakarta, Rabu.

Dia menambahkan pelajaran budi pekerti mengajarkan siswa menjadi pribadi yang baik, saling menghargai dan tidak suka berkelahi. Mengajarkan siswa bagaimana menjadi pribadi yang cerdas otaknya dan karakternya.

Menurut dia, saat ini sudah banyak wadah untuk menumbuhkan karakter yang baik seperti Pramuka, kata dia, namun budi pekerti juga sangat penting untuk diajarkan kembali.

Pendiri perusahaan farmasi Kalbe Farma, Prof Boenjamin Setiawan, mengatakan tidak hanya pendidikan budi pekerti yang menjadi fokus Kemendikbud tapi juga pelajaran sains.

"Kunci utama suatu bangsa itu ada pada anak-anak. Anak-anak perlu dididik bagaimana menyukai ilmu pengetahuan," kata Boenjamin.

Oleh karena itu, sejak SD perlu ditanamkan kecintaan pada ilmu pengetahuan terutama sains karena merupakan kunci suatu bangsa bisa maju. Boenjamin sendiri mengaku gembira karena saat ini pemerintah memiliki fokus pada sumber daya manusia.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan pihaknya menampung semua masukan dari masyarakat. Pihaknya akan mengevaluasi apakah dengan program penguatan pendidikan karakter sudah efektif atau perlu dievaluasi kembali.