Di Jakarta kendaraan pribadi penyebab peningkatan polusi udara

id POLUSI UDARA, JAKARTA, TRANSPORTASI MASSAL, WARGA JAKARTA, KENDARAAN

Di Jakarta kendaraan pribadi penyebab peningkatan polusi udara

Ilustrasi - Kendaraan roda empat mengeluarkan asap yang menjadi penyebab polusi udara di Jakarta. (Megapolitan.Antaranews.Com/Foto: Aldino Anatusa/)

Jakarta (ANTARA) - Pengguna kendaraan pribadi merupakan salah satu penyebab polusi udara, seperti dikutip dari Situs penyedia peta polusi udara online AirVisual, menyatakan bahwa kualitas udara pada Selasa, 25 Juni 2019 tidak sehat, dan menyebabkan Jakarta menduduki peringkat kedua terkait polusi udara setelah Lahore, Pakistan.

"Penyebab polusi udara itu karena saat ini 25 persen menggunakan kendaraan umum, sementara 75 persen kendaraan pribadi," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, saat ditemui usai rapat paripurna, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu.

Anies mengatakan, ia ingin kembali seperti di tahun 1998 dengan separuh penduduk Jakarta menggunakan kendaraan umum dibandingkan kendaraan pribadi.

Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa selain mendorong masyarakat untuk beralih moda transportasi, percepatan pengintegrasian antartransportasi juga menjadi solusi untuk masalah polusi udara di ibu kota.

"Selain mendorong masayarakat untuk beralih ke moda transportasi massal, kita juga terus mendorong guna mempercepat pengintegrasian antartransportasi, penuntasan proyek-proyek pembangunan kendaraan umum massal, perluasan Transjakarta dan ketersambungan antarmoda," ujar Anies lagi.

Anies menargetkan pada 2030 akan berbalik dengan 75 persen warga Jakarta sudah beralih ke kendaraan umum dan 25 persen warga Jakarta menggunakan kendaraan pribadi.

"Per tahun 2018 angkanya menunjukkan kebalikan ya dibandingkan 2017, tahun 2018 kemacetan berkurang, terlihat kalau masyarakat mulai beralih ke transportasi massal, jadi nanti kita banyakin kendaraan umumnya," kata Anies pula.
Baca juga: Gunakan masker, 90 persen polusi disebabkan kendaraan
Baca juga: Tronton melintas merajalela, Jalinsum makin rusak