Infrastruktur belum berkontribusi maksimal pada ekspor dan impor

id Ekspor, Impor, Infrastruktur

Infrastruktur belum berkontribusi maksimal pada ekspor dan impor

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho memaparkan tantangan ekonomi ke depan dalam acara diskusi di Jakarta, Kamis (11/4/2019). (Antara/Katriana)

Jakarta (ANTARA) - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho mengatakan perbaikan infrastruktur belum maksimal mendukung kegiatan ekspor dan impor.

"Dari segi logistik masih belum terbantu oleh infrastruktur yang dibangun selama empat tahun ini," katanya saat dihubungi Antara, di Jakarta, Senin.

Pernyataannya disampaikan setelah Badan Pusat Statistik mencatat nilai ekspor pada April turun 8,99 persen, sebesar 14,74 miliar dolar Amerika, dibandingkan 16,1 miliar dolar Amerika pada Mei 2018.

Dia mengatakan perbaikan infrastruktur belum cukup membantu kegiatan ekspor dan impor karena perbaikan hanya untuk memudahkan perpindahan orang saja.

"Jadi infrastruktur yang dibangun berupa infrastruktur jalan, yang cenderung menghubungkan dari pusat kota dan beberapa kota penyebarannya," imbuhnya.

Infrastruktur yang perlu dibangun untuk mendukung kegiatan ekspor dan impor adalah infrastruktur yang menghubungkan satu sektor industri dengan sektor industri lainnya.

Karena itu, ia menyarankan pemerintah untuk membangun pelabuhan dan tol laut guna mendukung kegiatan perdagangan di dalam negeri.

"Kalau kita memang negara maritim, memang itu yang kita perlukan," tuturnya.

Selain itu, Andry menilai masih ada dua kendala infrastruktur yang dapat memengaruhi kegiatan ekspor dan impor. Kedua infrastruktur tersebut adalah infrastruktur dasar dan infrastruktur pasar.

Infrastruktur dasar adalah infrastruktur yang menjadi dasar untuk dilakukannya kegiatan produksi, seperti harga energi dan harga tenaga kerja.

Faktor-faktor produksi di dalam negeri tersebut perlu lebih difokuskan.

Ketika faktor produksi semakin kompetitif dan bahan baku semakin murah, maka investor akan semakin tertarik untuk berinvestasi di dalam negeri, imbuhnya.

Sementara itu, infrastruktur kedua yang masih menjadi kendala dalam kegiatan ekspor dan impor adalah infrastruktur pasar.

Infrastruktur pasar, menurut dia, masih cukup susah mengingat kondisi global yang saat ini tidak lagi menitikberatkan pembangunan kerja sama regional, tetapi kerja sama bilateral.

Karena itu, ia menekankan perlunya memperbanyak kerja sama dengan negara lain guna mendukung kegiatan ekspor dan impor.