Jakarta (ANTARA) - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho mengatakan perbaikan infrastruktur belum maksimal mendukung kegiatan ekspor dan impor.
"Dari segi logistik masih belum terbantu oleh infrastruktur yang dibangun selama empat tahun ini," katanya saat dihubungi Antara, di Jakarta, Senin.
Pernyataannya disampaikan setelah Badan Pusat Statistik mencatat nilai ekspor pada April turun 8,99 persen, sebesar 14,74 miliar dolar Amerika, dibandingkan 16,1 miliar dolar Amerika pada Mei 2018.
Dia mengatakan perbaikan infrastruktur belum cukup membantu kegiatan ekspor dan impor karena perbaikan hanya untuk memudahkan perpindahan orang saja.
"Jadi infrastruktur yang dibangun berupa infrastruktur jalan, yang cenderung menghubungkan dari pusat kota dan beberapa kota penyebarannya," imbuhnya.
Infrastruktur yang perlu dibangun untuk mendukung kegiatan ekspor dan impor adalah infrastruktur yang menghubungkan satu sektor industri dengan sektor industri lainnya.
Karena itu, ia menyarankan pemerintah untuk membangun pelabuhan dan tol laut guna mendukung kegiatan perdagangan di dalam negeri.
"Kalau kita memang negara maritim, memang itu yang kita perlukan," tuturnya.
Selain itu, Andry menilai masih ada dua kendala infrastruktur yang dapat memengaruhi kegiatan ekspor dan impor. Kedua infrastruktur tersebut adalah infrastruktur dasar dan infrastruktur pasar.
Infrastruktur dasar adalah infrastruktur yang menjadi dasar untuk dilakukannya kegiatan produksi, seperti harga energi dan harga tenaga kerja.
Faktor-faktor produksi di dalam negeri tersebut perlu lebih difokuskan.
Ketika faktor produksi semakin kompetitif dan bahan baku semakin murah, maka investor akan semakin tertarik untuk berinvestasi di dalam negeri, imbuhnya.
Sementara itu, infrastruktur kedua yang masih menjadi kendala dalam kegiatan ekspor dan impor adalah infrastruktur pasar.
Infrastruktur pasar, menurut dia, masih cukup susah mengingat kondisi global yang saat ini tidak lagi menitikberatkan pembangunan kerja sama regional, tetapi kerja sama bilateral.
Karena itu, ia menekankan perlunya memperbanyak kerja sama dengan negara lain guna mendukung kegiatan ekspor dan impor.
Berita Terkait
Kementerian ESDM: Indonesia tak impor migas dari Iran
Senin, 15 April 2024 13:39 Wib
BPS: Nilai ekspor Lampung pada Februari 2024 naik 28,56 persen
Senin, 1 April 2024 21:07 Wib
Lampung terima tambahan 13 ribu ton beras impor
Kamis, 7 Maret 2024 22:23 Wib
BRIN sebut produksi singkong nasional untuk energi belum memadai
Minggu, 3 Maret 2024 6:07 Wib
Neraca perdagangan Lampung surplus 255,28 juta dolar AS
Jumat, 1 Maret 2024 14:35 Wib
Kilang Pertamina Plaju - Bea Cukai optimalkan ekspor-impor
Rabu, 21 Februari 2024 19:09 Wib
Bapanas: Pemerintah terus seimbangkan ketersediaan beras nasional
Minggu, 11 Februari 2024 15:53 Wib
BBPOM temukan gudang penyimpanan kosmetik impor ilegal di Pekanbaru
Rabu, 7 Februari 2024 5:37 Wib