72 Paguyuban di Kota Bandarlampung peringati tahun baru Islam

id peringatan 1 muharam,suroan,warga bandarlampung

72 Paguyuban di Kota Bandarlampung peringati tahun baru Islam

Sebanyak 72 paguyuban di Kota Bandarlampung, Lampung menggelar pawai budaya dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam 1 Muharram 1440 H/2028 Masehi, Minggu (16/9) (Foto: Antaralampung.com/Ardiansyah)

Dengan adanya kegiatan ini kita bisa berpegang teguh pada Pancasila bhineka tunggal ika berbeda-beda tapi satu tujuan
Bandarlampung  (Antaranews Lampung) - Sebanyak 72 paguyuban di Kota Bandarlampung, Lampung, memperingati Tahun Baru Islam 1 Muharram 1440 H/2028 Masehi, dengan menggelar pawai budaya.

Berdasarkan pantauan menunjukkan ratusan warga Jalan Slamet Riyadi Kelurahan Bumi Waras, Kecamatan Bumi Waras, Bandarlampung, Minggu, (16/9) melakukan pawai budaya, dengan melintas jalan setempat.

Warga yang tergabung dalam 72 paguyuban salah satu paguyuban Wangsa Sailendra menggelar pawai budaya melintasi ruas Jalan Slamet Riyadi, Yos Sudarso, Dr. Susilo, Pangeran Diponegoro, Salim Batubara dan Bumi Waras.

Ratusan kendaraan hias mengikuti parade tersebut, selain kendaraan warga dari lima kelurahan ini juga ikut meramaikan acara tersebut. Usai melakukan parade warga langsung berebut gundukan berisi sayur mayur.

Ketua Paguyuban Wangsa Sailendra Ki Ageng Raden Indra Fatahillah mengatakan, kegiatan ini dilakukan dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam 1 Muharram 1440 H. Selain itu, ?juga dalam rangka agar semua rakyat Indonesia rukun dan damai.

"Dengan adanya kegiatan ini kita bisa berpegang teguh pada Pancasila bhineka tunggal ika berbeda-beda tapi satu tujuan," ujarnya.

Ia menambahkan, kegiatan yang berlangsung saat ini mengusung tema "Melestarikan Budaya Nusantara untuk Indonesia Jaya".

Dalam kegiatan itu, lanjutnya, sebanyak 72 paguyuban yang ada di Lampung ikut berpartisipasi dalam memeriahkan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1440 H.

"Selain itu ada tokoh masyarakat yang mendukung kegiatan ini agar ?budaya ini harus dilestarikan dan jangan hilang karena budaya ini sebagai warisan," terangnya.