Indonesia layak jadi poros maritim dunia

id indonesia layak, jadi poros maritim dunia

Indonesia layak jadi poros maritim dunia

Dok: Kapal perang Indonesia untuk memperkuat poros maritim (ist)

Jakarta (ANTARA Lampung) - Republik Indonesia dinilai layak menjadi Poros Maritim Dunia seperti yang telah dicanangkan Presiden Joko Widodo karena memiliki keunggulan baik dari geografis maupun demografis yang dimiliki Indonesia.

"Dari sisi geografis dan demografis Indonesia yang terletak di antara dua benua dan dua samudera, maka Indonesia layak menjadi poros maritim dunia yang sangat berperan dalam perkembangan ekonomi dan industri dunia," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Achmad Poernomo, Minggu.

Apalagi, ia mengingatkan bahwa Indonesia memiliki sumber daya kelautan dan perikanan yang mempunyai potensi ekonomi mencapai 800 miliar dolar AS per tahun.

Selain itu, lanjutnya, potensi ekonomi sektor kelautan dan perikanan di Tanah Air diperkirakan juga dapat menyediakan kesempatan kerja sekitar 40 juta orang.

Sedangkan sesuai konvensi UNCLOS (Konvensi Hukum Laut PBB), ujar dia, luas lautan Indonesia mencapai 5,8 juta kilometer persegi, jauh lebih luas dibanding daratan yang hanya mencapai sekitar 1,9 juta kilometer persegi. Namun demikian, ujar Achmad, potensi yang luar biasa itu belum tergali sepenuhnya.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengemukakan kerja sama infrastruktur observasi laut antara RI dan Prancis dalam program Pembangunan Infrastruktur untuk Ruang Oseanografi (INDESO) dilakukan untuk memperkuat Indonesia sebagai negara maritim yang memiliki kehandalan dalam mengelola sumber daya laut.

Infrastruktur itu, menurut dia, didukung dengan teknologi satelit radar, optis dan meteorologi, serta sistem observasi laut regional yang datanya telah dicakup dalam sistem beroperasi dan sudah mulai digunakan 2014.

Setelah pembangunan gedung infrastruktur selesai, selanjutnya dilakukan asistensi sistem ganda Indonesia-Perancis. Sedangkan pengelolaan sepenuhnya oleh pemerintah Indonesia akan dimulai pada tahun 2016.

KKP berupaya menggunakan teknologi canggih untuk pengelolaan sumber daya kelautan seiring dengan tantangan dinamika alamiah dari laut sendiri, antara lain dengan pemanfaatan satelit radar yang diinisiasi bekerja sama dengan Perancis melalui proyek INDESO.

Menteri Kelautan mengemukakan, pengoperasian secara utuh aplikasi dalam INDESO diharapkan dapat membantu upaya untuk melakukan pengelolaan perikanan yang berkelanjutan, perlindungan kekayaan biodiversitas dan pembangunan perekonomian yang harmonis dengan lingkungan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.

Proyek pembangunan gedung infrasruktur yang diresmikan mencakup pembangunan infrastruktur Stasiun Bumi Radar dan fasilitas pengolah datanya, serta pengembangan infrastruktur pengolah data untuk pemodelan oseanografi dan hayati laut.

Keduanya dibangun di Balai Penelitian dan Observasi Laut Perancak-Bali, sedangkan sistem basis data sebagai sistem pendukung dibangun di kantor Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan KKP di Jakarta.