China Makin Luwes Di Pasifik

id china

Wellington (ANTARA/AFP) - Perdana menteri Samoa, Jumat, mengatakan ia menyambut baik pengaruh China yang meningkat di Pasifik Selatan dan menuduh Amerika Serikat cuma "janji di bibir saja" untuk wilayah tersebut.
        
Perdana Menteri Tuilaepa Sa'ilele Malielegaoi juga mengatakan Beijing, yang telah mendorong kehadiran bantuannya di Pasifik Selatan dalam beberapa tahun belakangan, lebih luwes daripada donor tradisional wilayah itu, Australia dan Selandia Baru.
        
Saat negaranya merayakan 50 tahun kemerdekaan, Malielegaoi mengatakan ia gembira melihat keterlibatan China yang meningkat di wilayah tersebut, sekalipun Canberra dan Wellington merasa tak nyaman dengan itu.
        
"Kalian (Australia dan Selandia Baru) menyampaikan keprihatinan kalian terhadap China dan pengaruhnya di Pasifik (tapi) kami lah yang membawa China," kata Malielegaoi kepada Australian Broadcasting Corporation.
        
"Kami meminta mereka datang dan mengisi jurang yang tak bisa Australia dan Selandia Baru lakukan buat kami. Pemerintah China telah sangat luwes dengan program yang kami ajukan kepada mereka," katanya.
        
Malielegaoi membantah sebagai "sampah" pendapat bahwa Amerika Serikat dan China memanfaatkan diplomasi buku cek untuk meraih pengaruh di Pasifik Selatan, demikian laporan AFP --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Jumat siang. Ia mengatakan Washington telah lama mengabaikan wilayah tersebut.
        
"Kalian (AS) hanya tertarik pada daerah tempat pertempuran, tempat perang berlangsung. Dan saya tahu mengapa, sehingga itu akan membantu industri kalian, mesin perang kalian. Namun kalian tak tertarik pada Pasifik sebab wilayah itu sangat damai ...," katanya.
        
"Kalian telah menjanjikan bantuan berkali-kali buat semua pulau di Pasifik (tapi) kalian benar-benar cuma berjanji di bibir saja kepada kami," kata Malielegaoi.
        
Presiden AS Barack Obama, yang telah menggambarkan dirinya sebagai "Presiden Pasifik pertama di Amerika", telah bergerak untuk meningkatkan hubungan AS ke seluruh wilayah tersebut. Ia melakukan tindakan yang dipandang banyak orang sebagai upaya untuk menangkal pengaruh China.
        
Kelompok pemikir yang berpusat di Sydney, The Lowy Institute, tahun lalu memperkirakan apa yang disebut "pinjaman lunak" dari China berjumlah 16 persen dari produk domestik kotor di Samoa dan 32 persen GDP tetangganya, Tonga.
        
Pinjaman itu diberikan dengan masa bebas bunga lima tahun dan Selandia Baru telah menyampaikan keprihatinan bahwa negara pulau di Pasifik dapat menghadapi krisis utang ketika pinjaman mereka jatuh tempo.
        
Namun Malielegaoi mengatakan CHina telah memperlihatkan negara tersebut siap mema'afkan utang ketika diberi jaminan.