UI : Perokok menjadi beban BPJS Kesehatan

id audit BPJS, rumah sakit, layanan kesehatan,UI : Perokok menjadi beban BPJS Kesehatan

UI : Perokok  menjadi beban BPJS Kesehatan

Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan FKM UI menyebutkan perokok pemula kan menjadi bebanbagi BPJS Kesehatan di masa mendatang. (ANTARA LAMPUNG/Hisar Sitanggang)

Jakarta  (Antara Lampung) - Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia menyebutkan perokok pemula saat ini akan menjadi beban bagi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di masa mendatang.
         
"Mereka semua harus ditanggung BPJS Kesehatan bila sakit. Berapa beban BPJS Kesehatan ke depan bila anak-anak muda sekarang sudah mulai merokok," kata peneliti pusat kajian itu, Rahma Indira Wardani, dalam sebuah loka karya di Jakarta, belum lama ini.
         
Rahma mengatakan efek negatif, yaitu penyakit yang disebabkan oleh rokok baru akan muncul setelah 15 tahun hingga 20 tahun. Pengobatan penyakit-penyakit yang muncul pun semuanya berbiaya tinggi.
         
Menurut Rahma, pengobatan penyakit jantung bisa mencapai Rp500 juta setiap kali serangan. Sedangkan pengobatan kanker mencapai Rp500 juta hingga Rp1 miliar, penyakit paru-paru Rp50 juta hingga Rp500 juta dan kelainan janin mencapai Rp50 juta.
         
"Karena itu, iuran BPJS Kesehatan bagi perokok seharusnya lebih tinggi. Orang miskin yang merokok pun tidak perlu dimasukkan ke dalam penerima bantuan iuran (PBI) karena ternyata mampu untuk membeli rokok," tuturnya.
         
Rahma mengatakan konsumsi rokok di kalangan masyarakat miskin juga merupakan suatu hal yang ironis karena kerap kali mengorbankan kebutuhan pokok seperti pemenuhan gizi dan pendidikan anak untuk membeli rokok.
         
"Orang miskin yang merokok, malah menyumbang kekayaan pemilik industri rokok yang setiap tahun selalu muncul dalam daftar orang terkaya di Indonesia," katanya.
         
Rahma menjadi salah satu pembicara dalam lokakarya "Penurunan Konsumsi Rokok sebagai Upaya Peningkatan Pembangunan SDM" yang diadakan Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Jakarta.