SBY Dan Harapan Untuk Presiden Ketujuh

id SBY, Harapan Untuk Presiden Ketujuh, Susilo Bambang Yudhoyono, RI, Indonesia, Pilpres, Capres, Cawapres, Koalisi, Partai Demokrat, PD, Parpol, TPS, Ha

SBY Dan Harapan Untuk Presiden Ketujuh

Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). (Dokumentasi Pribadi).

Kebijakan pemerintah di era globalisasi harus tetap untuk kepentingan nasional kita, harus untuk melindungi petani, nelayan dan petani hutan kita."
Jakarta (Antara) - Musim kampanye pemilihan presiden 2014 demikian gegap gempita, diwarnai dengan berbagai pola kampanye dari mulai konvensional hingga menggunakan media sosial.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang akan mengakhiri masa jabatannya pada 20 Oktober mendatang juga memiliki harapan yang sama dengan 247 juta masyarakat Indonesia lainnya terhadap kepemimpinan Presiden RI ke-7 mendatang.

Dalam satu bulan terakhir, Presiden dalam sejumlah kesempatan menyampaikan harapan terhadap Presiden RI mendatang dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat.

"Kebijakan pemerintah di era globalisasi harus tetap untuk kepentingan nasional kita, harus untuk melindungi petani, nelayan dan petani hutan kita," kata Presiden saat membuka Pekan Nasional ke-14 Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Malang, Jawa Timur, awal Juni lalu.

Kepala Negara mengatakan seiring dengan pertumbuhan penduduk dunia yang kini mencapai angka tujuh miliar jiwa dan dalam 30 tahun mendatang bisa mencapai sembilan miliar jiwa maka pemenuhan kebutuhan pangan dan energi nasional menjadi semakin penting.

"Kita mengetahui, lima tahun lalu penduduk dunia tujuh miliar orang, 30 tahun lagi penduduk dunia mencapai sembilan miliar manusia, artinya di bumi kita dengan pertambahan penduduk seperti itu manusia memerlukan tambahan pangan 60 persen hingga 70 persen demikian juga energi," kata Presiden.

Ia menambahkan, "Ke depan kebutuhan pangan meningkat tajam. Agar tidak terjadi kelaparan dan kekurangan pangan tugas kita dengan cara yang tepat dan cerdas meningkatkan produksi pangan di Indonesia. dan juga produksi pangan di seluruh dunia."

Presiden Yudhoyono meminta siapa pun yang menjadi Presiden mendatang maka petani dan nelayan bisa mendukungnya.

"Berikan dukungan pada presiden baru. Saya sangat mencintai petani, nelayan dan petani hutan, (saya harap-red) presiden (baru-red) kita nanti miliki kecintaan yang sama," katanya.

Sementara harapan di bidang politik luar negeri, disampaikan Presiden di sela-sela kunjungan kerja ke Fiji pada pertengahan Juni lalu.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengharapkan kemitraan strategis dengan sejumlah negara yang telah dijalin oleh pemerintah Indonesia dan kebijakan politik luar negeri ke segala arah bisa dilanjutkan oleh pemerintahan selanjutnya.

"Kalau mereka nyaman dengan kebijakan dan politik luar negeri  kita yang setara, saling menghormati, partner yang setara dan nyaman,saya bisa menyimpulkan negara sahabat kita di Pasifik Selatan  nyaman bila mengetahui kebijakan kita berkesinambungan," kata Presiden menjawab pertanyaan Antara dalam keterangan pers usai menyampaikan pidato kunci dalam pembukaan pertemuan II Forum Pembangunan Negara-Negara Kepulauan Pasifik yang berlangsung di Resort Denarau, Nadi, pertengahan Juni 2014.

Kepala Negara mengatakan pada saatnya nanti setelah ada Presiden RI terpilih pascapemungutan suara pilpres 2014-2019, maka dalam pertemuan dengan Presiden terpilih dia akan menyampaikan sejumlah hal termasuk di antaranya bagaimana kelanjutan kerjasama dengan negara lain yang telah dijalin selama ini, juga termasuk di dalamnya kontinuitas kebijakan luar negeri Indonesia.

"Nanti ketika ditetapkan ada Presiden terpilih saya akan lakukan  pertemuan dengan pengganti, saya sampaikan harapan bahwa banyak negara yang menginginkan kerjasama kemitraan yang ada dilanjutkan dan bisa berlanjut pada pemerintahan mendatang," kata Presiden.

Sementara mengenai kepemimpinan, harapan Presiden disampaikan saat memberikan pembekalan terhadap para perwira muda TNI yang dilantik pada 2014 akhir Juni.

"Kalau saya boleh berbagi, dengan rendah hati saya sampaikan setelah jadi presiden harus kuat, dan sabar. Kuat agar tidak mudah jatuh di tengah jalan dan tegar. Itu tantangan pemimpin di era demokrasi," kata Presiden Yudhoyono menjawab pertanyaan seorang calon perwira remaja akademi TNI dalam pembekalan yang dilakukan di Gedung Sabang Merauke Kompleks Akademi Angkatan Udara Yogyakarta, akhir Juni.

Presiden mengatakan kesabaran, kuat dan tegar diperlukan dalam menghadapi kritikan dan juga masukan dari berbagai kalangan sehingga pemerintahan berjalan dengan baik.

Dalam kesempatan itu, Presiden mengatakan mendoakan dua capres yang tengah berkompetisi dalam pilpres 2014 untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
    
                              Pesan khusus bagi Prabowo
Lima hari menjelang pemungutan suara, pada Jumat (4/7) malam, secara khusus pasangan capres dan cawapres nomor urut satu Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa berkunjung ke kediaman pribadi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Presiden Yudhoyono saat menerima keduanya mengatakan, Prabowo dan Hatta memang telah menyampaikan surat sebelumnya yang intinya ingin bersilaturahmi dan meminta nasihat kepada Yudhoyono selaku tokoh nasional dan juga Presiden RI yang memimpin negara selama 10 tahun terakhir ini.

"Mohon maaf kami datang, koalisi merah putih, mendatangi (presiden-red) sebagai sesepuh, tokoh nasional dan seseorang yang kami pandang negarawan Indonesia yang memimpin 10 tahun ini dengan penuh kearifan dan keberhasilan," kata Prabowo saat membuka pertemuan yang berlangsung di Pendopo rumah pribadi Presiden Yudhoyono tepat pukul 21.00 WIB malam itu.

Ia menambahkan, "Kami melaporkan diri dengan Pak Hatta Rajasa yang didukung koalisi merah putih telah berkampanye satu bulan dan besok (5/7) hari terakhir dan kami memutuskan datang ke Bapak, meminta pesan dan nasehat sesuai adat istiadat bangsa kita. Kita mohon arahan dan petunjuk. Salam hormat kami dan tekad kami apabila diberi mandat melanjutkan hal-hal yang Bapak sudah rintis dalam membangun bangsa kita."

Presiden sendiri mengatakan nasihat dan harapan yang disampaikan sebetulnya mewakili dan melengkapi harapan rakyat Indonesia yang sudah didengar pasangan Prabowo-Hatta saat melakukan kampanye ke daerah.

"Saya harus berhati-hati untuk sampaikan pesan ini, saya khawatir dianggap menggurui, saya hanya sampaikan hal ini berangkat dari yang saya alami, penuh suka dan duka penuh romantika dan banyak pelajaran yang saya petik, saya ingin berbagi," kata Presiden saat menerima Prabowo-Hatta dan pimpinan partai Koalisi Merah Putih di Puri Cikeas, Bogor, Jumat malam.

Dalam pesannya yang pertama, Yudhoyono mengingatkan bahwa menjadi pemimpin, termasuk menjadi Presiden, haruslah memiliki sikap yang sabar, tegar dan kuat.

"Jika Bapak memimpin negeri ini harus sangat sabar, sabar saja tidak cukup, tegar dan kuat. Indonesia saat ini era kebebasan, kritis, saudara kita memiliki harapan tinggi, seringkali di luar kemampuan pemerintah. Dalam konteks ini ada masyarakat yang mudah menyalahkan, kritik tidak puas dan kecewa, kalau sudah begitu yang jadi sasaran presiden, kemudian wapres baru menteri kemudian gubernur atau bupati walikota," kata Presiden.

Hal kedua yang dititipkan oleh Kepala Negara adalah terus bekerja dan berikhtiar.

"Pemerintah, harus terus bekerja dan berikhtiar, persoalan tidak ada habis-habisnya. Kadang masyarakat kita kritis, atau bahkan bisa juga (kita-red) dihujat dan disalahkan, namun harus terus bekerja dan ikhtiar," kata Presiden.

Ditambahkannya, "Yang ketiga kepentingan di negeri ini banyak, kepentingan banyak. Sebagai pemimpin, bapak berdua memimpin kami, utamakan kepentingan rakyat, meletakkan kepentingan partai setelah kepentingan rakyat, kepentingan kelompok setelah kepentingan rakyat, keluarga apalagi, banyak godaan karena itu harus kokoh dan tidak mudah tergoda."

Hal keempat yang ditekankan Yudhoyono adalah pemimpin harus adil, termasuk tidak memendam amarah kepada orang yang tidak memilihnya.

"Yang keempat, rakyat berharap, bila memimpin harus pimpin semua, adil, termasuk saudara kita yang tidak pilih bapak, pemimpin tidak boleh memendam amarah, begitu dapat mandat semua jadi rakyat kita," katanya.

Dan terakhir, SBY mengingatkan, demokrasi dan kebebasan yang berkembang saat ini harus terus dipupuk dan dikembangkan.

"Terakhir, Indonesia sudah menjadi negara demokrasi, demokrasi kita belum sempurna, masih dalam tahap pematangan, namun demikian bagaimanapun demokrasi dan kebebasan ini harus kita hormati. Dengan demokrasi yang belum matang, kadang rule of law belum terbentuk dengan baik politik jadi gaduh, karena itu sasaran kembarnya politik stabil ekonomi tumbuh, kesejahteraan rakyat bisa terwujud dengan tetap hormati nilai demokrasi," kata Presiden.

Prabowo dalam kesempatan itu mengucapkan terima kasih atas lima masukan tersebut dan mengatakan akan melanjutkan program pemerintah yang sudah berjalan dengan baik serta menghargai masukan yang diberikan.

"Bapak sebagai tokoh nasional, negarawan bangsa, kami ucapkan terima kasih. Bagi kami, ini amanah dan pesan. Kami hanya ingin sampaikan penghargaan dan rasa hormat kami atas semua yang telah bapak lakukan," kata Prabowo.

Presiden mengharapkan agar Allah SWT memberikan yang terbaik bagi perjalanan politik Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa dalam pertarungan pilpres mendatang.

"Kalau meminta doa, mintalah doa restu pada rakyat Indonesia. Saya hanyalah salah satunya, semoga membawa kebaikan di masa depan dengan silaturahmi. Semoga cita-cita bapak-bapak sekalian dikabulkan dan membawa kebaikan yang lebih baik bagi rakyat Indonesia," tegas Yudhoyono.

Masukan dan saran telah disampaikan, kini semua pihak menunggu pelaksanaan pemungutan suara 9 Juli mendatang tentu termasuk siapa yang akan memimpin Indonesia lima tahun mendatang.