"Memang saat ini di musim tanam kedua mengalami mundur pola tanam akibat El Nino, dan akan ada pengaturan pengairan pada musim tanam kali ini," ujar Ketua Komisi Irigasi Provinsi Lampung Elvira Umihanni di Bandarlampung, Kamis.
Ia mengatakan saat ini dengan masih adanya curah hujan menjadi waktu yang tepat untuk menampung air di waduk, bendungan dan berbagai daerah tangkapan air. Akan tetapi akibat pergeseran waktu tanam, maka akan ada pengaturan agar ketersediaan air tetap terjaga.
"Saat ini tengah memetakan pengaturan airnya, dan masih melakukan revisi surat keputusan pola tanam sambil menunggu finalisasi. Sebab kalau memperhatikan elevasi ketinggian air di bendungan akan ada beberapa pintu air yang tidak dibuka tapi ini masih dirapatkan belum final," katanya.
Dia menjelaskan pihaknya juga tengah berkoordinasi dengan BMKG mengenai prakiraan hujan, guna menentukan pola tanam dan pintu air mana saja yang akan dibuka serta yang ditutup.
"Air ini terbatas, terutama pada saat adanya perubahan iklim. Sehingga komisi irigasi akan terus memantau ketinggian air di bendungan-bendungan di Provinsi Lampung untuk menjaga ketersediaan air terutama di musim tanam satu dan dua tahun ini," ucap dia.
Menurut dia, pihaknya pun melakukan pengawasan atas aliran air sampai ke titik atau lokasi persawahan terutama sentra lumbung pangan.
"Pengawasan ketersediaan air ini dilakukan terutama di daerah yang menjadi lumbung pangan seperti di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung Tengah, Lampung Timur," tambahnya.
Ia melanjutkan untuk komisi irigasi tersebut terdiri dari berbagai instansi dan dinas terkait pengairan serta pertanian dan tanaman pangan.
"Harapannya dengan adanya pengaturan air di musim tanam tahun ini, dapat menjaga ketersediaan air serta mampu memenuhi kebutuhan pengairan bagi irigasi lahan pertanian di Lampung," ujar dia.
Ia mengatakan saat ini dengan masih adanya curah hujan menjadi waktu yang tepat untuk menampung air di waduk, bendungan dan berbagai daerah tangkapan air. Akan tetapi akibat pergeseran waktu tanam, maka akan ada pengaturan agar ketersediaan air tetap terjaga.
"Saat ini tengah memetakan pengaturan airnya, dan masih melakukan revisi surat keputusan pola tanam sambil menunggu finalisasi. Sebab kalau memperhatikan elevasi ketinggian air di bendungan akan ada beberapa pintu air yang tidak dibuka tapi ini masih dirapatkan belum final," katanya.
Dia menjelaskan pihaknya juga tengah berkoordinasi dengan BMKG mengenai prakiraan hujan, guna menentukan pola tanam dan pintu air mana saja yang akan dibuka serta yang ditutup.
"Air ini terbatas, terutama pada saat adanya perubahan iklim. Sehingga komisi irigasi akan terus memantau ketinggian air di bendungan-bendungan di Provinsi Lampung untuk menjaga ketersediaan air terutama di musim tanam satu dan dua tahun ini," ucap dia.
Menurut dia, pihaknya pun melakukan pengawasan atas aliran air sampai ke titik atau lokasi persawahan terutama sentra lumbung pangan.
"Pengawasan ketersediaan air ini dilakukan terutama di daerah yang menjadi lumbung pangan seperti di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung Tengah, Lampung Timur," tambahnya.
Ia melanjutkan untuk komisi irigasi tersebut terdiri dari berbagai instansi dan dinas terkait pengairan serta pertanian dan tanaman pangan.
"Harapannya dengan adanya pengaturan air di musim tanam tahun ini, dapat menjaga ketersediaan air serta mampu memenuhi kebutuhan pengairan bagi irigasi lahan pertanian di Lampung," ujar dia.