Legislator minta pemerintah pusat perhatikan Lampung terkait vaksinasi

id Vaksin,COVID-19,Dinkes,Dprd

Legislator minta pemerintah pusat perhatikan Lampung terkait vaksinasi

Ilustrasi: Petugas kesehatan sedang menyiapkan vaksin COVID-19 yabg kan disuntikkan kepada masyarakat. Rabu, (28/7/2021). (ANTARA/Dian Hadiytana)

Saat ini cakupan vaksinasi di Lampung baru sekitar satu juta lebih, artinya untuk mencapai kekebalan komunal kita masih kurang sekitar 14 juta lebih vaksin yang dibutuhkan, kata dia

Bandarlampung (ANTARA) - Anggota DPRD Provinsi Lampung Deni Ribowo meminta pemerintah pusat agar lebih memperhatikan Lampung terkait persoalan vaksinasi di provinsi ini yang masih rendah sebab minimnya stok vaksin COVID-19 yang didapatkan.

"Kita sangat menyayangkan pemerintah pusat seolah-olah hanya mementingkan Pulau Jawa-Bali, padahal Lampung ini masih terendah soal vaksinasinya," kata anggota Komisi V DPRD Provinsi Lampung tersebut, di Bandarlampung, Rabu.

Oleh sebab itu, dia meminta kepada pemerintah pusat jangan hanya melihat ataupun menganggap Jawa-Bali saja yang darurat sehingga menjadi prioritas dalam mendapatkan vaksin.

Baca juga: Kasus konfirmasi positif COVID-19 di Lampung bertambah 517

Padahal, kata dia, Lampung sebagai pintu gerbang Sumatera melalui darat sudah pasti banyak mobilitas dari orang-orang luar daerah yang melakukan perjalanan sehingga penyebaran COVID-19 pun beresiko tinggi di Lampung.

"Saat ini cakupan vaksinasi di Lampung baru sekitar satu juta lebih, artinya untuk mencapai kekebalan komunal kita masih kurang sekitar 14 juta lebih vaksin yang dibutuhkan," kata dia.

Menurutnya vaksinasi menjadi hal yang sangat penting dan harus disegerakan, sebab belajar dari pengalaman yang sudah-sudah apabila seorang terpapar COVID-19 namun telah divaksinasi hal tersebut tidak akan memperburuk situasi kesehatannya.

Baca juga: Gubernur Lampung serahkan program stimulus bantuan sosial kepada masyarakat

"Ini kita melakukan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), tapi vaksin tidak ada, tabung oksigen kosong, keterisian rumah sakit penuh, tingkat kematian tinggi. Jadi tolong lah pusat juga bantu kita di daerah," kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Bandarlampung Edwin Rusli menyebutkan akibat dari stok vaksin yang tak kunjung datang dari pusat, alokasi vaksin yang disediakan untuk memvaksinasi anak digunakan terlebih dahulu untuk masyarakat umum.

"Stok vaksin tinggal yang ada di puskesmas saja, mereka kan sekarang sedang melakukan vaksin ke masyarakat mungkin sekarang stoknya sudah tak sampai 100 dosis lagi," kata dia.