Cuaca buruk akibatkan dua pesawat gagal mendarat di Bandara Supadio Pontianak

id gagal landing,cuaca buruk,rtb,bandara supadio pontianak

Cuaca buruk akibatkan dua pesawat gagal mendarat di Bandara Supadio Pontianak

Ilustrasi - Pesawat jenis boeing milik Garuda Indonesia lepas landas di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/aa.

Memang benar hari ini ada dua maskapai yang dialihkan pendaratan
Pontianak (ANTARA) - Dua pesawat komersial dari maskapai Garuda Indonesia dan Lion Air rute Jakarta-Pontianak gagal mendarat (landing) di Bandara Internasional Supadio, Pontianak, Rabu sore, kata General Manajer PT Angkasa Pura II Cabang Bandara Internasional Supadio Pontianak Eri Brawliantoro.

"Memang benar hari ini ada dua maskapai yang dialihkan pendaratan (divert) disebabkan cuaca buruk," kata Eri Brawliantoro, di Sungai Raya.

Dia menjelaskan kedua pesawat tersebut dengan kode penerbangan GA 504 milik maskapai Garuda Indonesia, dan kode penerbangan JT 684 milik maskapai Lion Air terpaksa dialihkan mendarat di bandara lain.

"Divert (bukan di tujuan semula) dan RTB (Return to Base) atau pesawat yang sudah terbang untuk beberapa saat, tetapi kembali lagi ke bandar udara awal atau bandar udara alternatif terdekat karena alasan tertentu, itu hal lumrah dalam dunia penerbangan, karena mengutamakan faktor keselamatan penerbangan," ujarnya pula.

Dampak cuaca buruk itu, untuk pesawat Lion Air dialihkan ke Batam, sedangkan pesawat Garuda dialihkan ke Palembang, katanya lagi.

Selain dua pesawat itu, satu pesawat lainya milik Sriwijaya Air juga hampir mengalami hal serupa, namun berhasil landing di Bandara Supadio, Pontianak.

"Saat cuaca kurang baik tadi pesawat, Sriwijaya Air sempat landing. Itu karena cuacanya sempat terang sedikit dan jarak pandang sempat memenuhi standar. Sementara itu pesawat Batik Air sempat holding. Kalau sudah begitu ada keputusan apakah akan landing atau divert," kata dia lagi.

Ia menyebutkan faktor cuaca ada beberapa, salah satunya karena angin atau visibility atau jarak pandang yang memang di bawah standar, sehingga bisa mengganggu keselamatan penerbangan.

"Makanya setiap pengoperasian penerbangan pesawat perlu mengetahui cuaca yang mengacu pada BMKG. Data ini akan diteruskan kepada ATC maupun pilot salah satunya saat akan landing untuk mengambil keputusan apakah landing atau divert," katanya.
Baca juga: Akibat kabut asap Wings Air gagal mendarat di Nagan Raya Aceh