Tradisi Cap Go Meh jadi wisata berbasis religi di Bangka

id Bangka,wisata bangka

Tradisi Cap Go Meh jadi wisata berbasis religi di Bangka

Kelenteng Jaya Bakti Desa Rebo yang rusak akibat angin puting beliung, (babel.antaranews.com/kasmono).

Wakil Bupati Bangka, Syahbudin, di Sungailiat, Selasa, mengatakan, perayaan Cap Go Meh sebagai pertanda ditutupnya perayaan Imlek yang setiap tahunnya diselenggarakan oleh etnis Tionghoa, diyakini mampu mempercepat pertubuhan kepariwisataan religi da
Sungailiat,Bangka (ANTARA) - Tradisi perayaan Cap Go Meh yang dimeriahkan oleh masyarakat etnis Tionghoa di Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat menjadi penggerak wisata berbasis religi.

Wakil Bupati Bangka, Syahbudin, di Sungailiat, Selasa, mengatakan, perayaan Cap Go Meh sebagai pertanda ditutupnya perayaan Imlek yang setiap tahunnya diselenggarakan oleh etnis Tionghoa, diyakini mampu mempercepat pertubuhan kepariwisataan religi daerah.

"Kita memiliki banyak objek wisata yang cukup bagus baik wisata alam, religi dan objek lainnya yang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan," ujarnya.
Baca juga: Museum Timah Indonesia Muntok, destinasi wisata sejarah unggulan Bangka Barat

Pengembangan wisata berbasis religi, tambah dia selaras dengan program pemerintah Kabupaten Bangka dalam visi misi "Bangka Setara" dimana menetapkan sektor pariwisata menjadi sektor unggulan daerah.

"Saya sarankan, agar perayaan Cap Go Meh tahun depan dikemas sedemikian rupa sehingga lebih meriah dan dijadikan agenda tahunan," lanjut wabup.

Menurutnya, digalakannya sektor pariwisata oleh pemerintah daerah sebagai sektor unggulan karena dinilai sektor ini dapat tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan setelah sektor pertambangan mulai menipis.

"Semua lapisan masyarakat harus bekerja sama karena pengembangan kepariwisataan diperlukan dukungan semua pihak mulai dari budaya, kuliner dan lainnya," sebutnya.
Baca juga: Wisata mangrove jadi harapan baru warga pesisir Tanjungpunai, Bangka Barat