BI Lampung: Harga Pangan Musim Lebaran Stabil

id ilustrasi pedagang sembako, harga pangan stabil

BI Lampung: Harga Pangan Musim Lebaran Stabil

Ilustrasi pedagang sembako di pasar tradisional di Bandarlampung (FOTO: ANTARA Lampung/ist)

Bandarlampung  (ANTARA Lampung) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung menilai harga pangan selama musim libur Lebaran 2017 lebih stabil dibanding tahun-tahun sebelumnya.

"Lebih terkendalinya harga barang dan jasa pada Juni 2017 juga tercermin dari peringkat Kota Bandarlampung dan Kota Metro yang membaik pada bulan ini masing-masing berada di peringkat ke-57 dan ke-61 kota dengan inflasi tertinggi di Indonesia," kata Kepala Kantor Perwakilan BI Lampung, Arief Hartawan di Bandarlampung, Selasa.

Ia menyebutkan angka itu jauh menurun jika dibandingkan peringkat pada bulan sebelumnya yakni peringkat keempat dan kelima.

Arief menyebutkan,pada Juni 2017, Provinsi Lampung mengalami inflasi indeks harga konsumen sebesar 0,53 persen (month to month), lebih rendah jika dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 0,89 persen (mtm).

Secara tahunan, lanjutnya, inflasi pada Juni 2017 tercatat sebesar 4,91 persen (year on year) dan secara kumulatif enam bulan pertama inflasi juga masih terkendali yakni sebesar 2,49 persen (year to date).

"Terkendalinya harga pangan, tidak terlepas dari upaya yang telah dilakukan oleh TPID Provinsi Lampung dan seluruh kabupaten dan kota," ujarnya.

Arief menjelaskan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung mengapresiasi kerja keras dan upaya stabilisasi harga yang telah dilakukan secara intensif dengan melibatkan Bulog dan Satgas Pangan yang didukung oleh seluruh jajaran kepala daerah.

Upaya tersebut, lanjutnya, mampu membuat harga pangan menjadi lebih stabil dan terkendali. Ke depan upaya tersebut akan terus dilakukan untuk menjamin harga-harga sampai dengan akhir tahun 2017 tetap terkendali.

Inflasi yang lebih rendah di bulan Juni 2017 terutama disebabkan oleh menurunnya inflasi pangan (volatile food) dari 2,55 persen (mtm) pada bulan Mei 2017 menjadi 0,45 persen (mtm) pada Juni 2017.

Menurunnya inflasi pangan tersebut terutama disebabkan oleh koreksi harga pada komoditas bawang putih, cabai merah, jengkol, cabai rawit dan minyak goreng.

"Meskipun inflasi pangan pada bulan ini tercatat lebih stabil dan terkendali, masih terdapat beberapa komoditas pangan yang harganya meningkat yakni pada komoditas kangkung, beras, jeruk dan bawang merah," jelasnya.

Arief mengatakan hal yang masih menjadi perhatian adalah kecenderungan kenaikan harga beras karena bobotnya yang cukup besar pada basket IHK.

Selain volatile food, inflasi pada kelompok inti (core) juga tercatat lebih stabil dan terkendali dengan inflasi sebesar 0,05 persen (mtm), lebih rendah jika dibandingkan bulan sebelumnya (0,23 persen).

Terkendalinya inflasi pada kelompok inti terutama disebabkan karena terjaganya permintaan di tengah pasokan yang memadai. Sebaliknya, kelompok "administered prices" menjadi pendorong inflasi pada bulan Juni yang disebabkan oleh dampak kenaikan tarif listrik rumah tangga mampu 900 VA tahap III untuk pelanggan pascabayar dan kenaikan tarif angkutan antarkota karena lebaran.

Namun demikian, kenaikan inflasi kelompok "administered prices" di Lampung masih relatif terkendali dan tidak setinggi kenaikan inflasi administered prices di Provinsi lainnya terutama untuk tarif angkutan di wilayah timur Indonesia seperti di Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah serta beberapa Provinsi di Jawa, antara lain Provinsi Jawa Barat. (Ant)