Pedagang: Tak Ada Beras Seharga Rp6.500/Kg

id pedagang beras, harga beras, menteri perdagangang, rahmat gobel

Pedagang: Tak Ada Beras Seharga Rp6.500/Kg

lustrasi-Harga Beras (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Yang betul adalah, Rp6.500/liter atau setara dengan Rp8.125 per kilogram. Tidak ada beras seharga itu (Rp6.500/kg)."
Jakarta (ANTARA Lampung) - Pedagang beras Pasar Cibinong, Bogor Jawa Barat membantah bahwa terdapat beras dengan harga Rp6.500/kilogram.

"Yang betul adalah, Rp6.500/liter atau setara dengan Rp8.125 per kilogram. Tidak ada beras seharga itu (Rp6.500/kg)," kata Lina Husen, pemilik Toko Beras Teguh Jaya, Blok B Semi Basement Nomor 181, Pasar Cibinong, Minggu (24/5).

Menurut Lina, media salah mengartikan ketika Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan, dan Menteri Koperasi UKM berkunjung ke Pasar Cibinong, termasuk berkunjung tokonya.

Sebelumnya pada Rabu (20/5) lalu Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Menteri Perdagangan Rahmat Gobel serta Menteri Koperasi dan UKM AA Ngurah Puspayoga berkunjung ke Pasar Cibinong.

Dalam kunjungan tersebut Amran mengatakan, bahwa harga beras di tingkat pedagang adalah Rp7.200 per kilogram. Yang berarti bahwa di tingkat petani harga tentu lebih rendah dari itu. Padahal, lanjut Amran, HPP beras adalah Rp7.300 per kilogram.

Ketika itu Amran sama sekali tidak menyinggung bahwa harga beras Rp7.200 tersebut memiliki kadar air yang tinggi, yakni mencapai 25 persen, yang tentu saja dihargai di bawah HPP.

Padahal, salah satu syarat pembelian sesuai harga HPP adalah kadar air yang tidak melebihi 14 persen.

Ketika melakukan kunjungan ke Pasar Cibinong tersebut Menteri Pertanian bertanya tentang harga beras termurah.

Menjawab pertanyaan tersebut, Lina langsung menunjuk beras premium yang memang tertulis "Rp6.500".

"Namun ada yang salah mengartikan. Disangka itu harga per kilogram. Padahal itu harga per liter, karena kami tidak menjual eceran dengan satuan kilogram. Selain itu, jika kami jual per karung, harganya Rp380.000 per karung," katanya.

Lina menambahkan, beras tersebut langsung dibeli dari Karawang. Jika dihitung modal per kilogram, sebesar Rp7.200.

Modal tersebut, tambahnya, belum termasuk ongkos panggul yang besarnya Rp12.000 per karung dan ongkos kirim sebesar Rp1 juta per truk untuk kapasitas 10 ton.

"Jadi, secara hitung-hitungan saja, kami tidak mungkin menjual dengan harga Rp6.500 per kilogram," katanya.

Yang perlu diingat, kata Lina, bahwa beras yang dibeli dengan harga Rp7.200 per kilogram tadi, tidak termasuk beras dengan kualitas medium.

Beras tersebut termasuk beras berkualitas rendah dan kurang bagus, selain banyak pecah, juga kadar air yang masih tinggi, sekitar 25 persen.

"Ini beras basah tapi masih ada pembeli yang mencari karena harganya memang lebih murah," katanya.

Sedangkan untuk beras dengan kualitas baik, dia menjual dengan harga bervariasi, antara Rp8.800 hingga Rp9.900 per liter.

Hal senada dinyatakan pemilik Toko Beras Tani Jaya di Blok Semi Basement Pasar Cibinong, Tanto Gunawan, bahwa, tidak ada harga beras Rp6.500 per kilogram. Dia juga menjual beras termurah seharga Rp6.500 per liter.

"Ya, seperti ini kualitasnya. Masih agak basah," katanya.

Menurut dia, harga menjelang Ramadhan relatif stabil, tidak ada gejolak harga yang signifikan yang membuat pembeli resah.

"Saya pikir sekarang aman-aman saja. Harga terjaga dan omset kami juga stabil," kata Tanto yang mengaku bisa menjual beras 2-3 ton per hari.

Jumlah tersebut, menurutnya sama dengan hari-hari sebelumnya, bahkan ketika pemberitaan mengenai beras plastik juga marak seperti saat ini, menurut dia tidak berpengaruh terhadap perilaku konsumen.

Pembeli tetap datang kemari, karena mereka percaya bahwa kami tidak mungkin menjual beras tiruan seperti itu, katanya.