Denpasar (ANTARA) - Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa penggunaan aplikasi monitoring karantina presisi dapat memudahkan untuk mendeteksi apabila ada wisatawan maupun ABK yang kabur saat karantina.
"Saat ini varian Omicron sedang masuk khususnya di PPLN rata-rata 500 kasus lebih yaitu karena 'imported case' sisanya transmisi lokal. Untuk itu Pelabuhan Benoa harus tetap dalam kondisi melalui standar SOP sebelum karantina. Dengan aplikasi ini bisa memonitor masyarakat dan wisatawan, ABK apabila ada yang kabur saat karantina," kata Kapolri dalam konferensi pers di Pelabuhan Benoa, Bali, Sabtu.
Selain itu, dilengkapi dengan fitur-fitur yang bisa digunakan untuk bicara langsung, dan dilengkapi dengan aplikasi "find people". "Ketika masyarakat keluar bisa melakukan pengejaran, pencarian dan kemudian di hp yang kabur itu bisa berbunyi," jelasnya.
Aplikasi monitoring karantina presisi ini juga bisa memudahkan petugas untuk menemukan ketika ada yang keluar dari area tertentu. Jika ada yang terdeteksi maka akan muncul notifikasi dan sirene untuk melakukan pencarian.
Proses selanjutnya, para ABK dan wisatawan melaksanakan beberapa pemeriksaan, salah satunya adalah swab PCR. Selain itu juga disediakan ruang khusus apabila ditemukan ABK atau wisatawan yang mungkin ada keluhan terkait dengan kondisi kesehatannya.