Petani siasati kenaikan pupuk dengan kelola pupuk kandang

id Petani Lampung,Harga pupuk Lampung, pupuk Lampung naik

Petani siasati kenaikan pupuk dengan kelola pupuk kandang

Ilustrasi- Petani Lampung tengah melakukan tanam padi. (ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi)

Beragam upaya tersebut dilakukan untuk tetap bertahan di tengah pandemi
Bandarlampung (ANTARA) - Sejumlah petani di Provinsi Lampung menyiasati adanya kenaikan harga eceran tertinggi (HET) pupuk dengan pengelolaan pupuk kandang secara mandiri.

"Harga pupuk saat ini sedang naik, lalu situasi juga sedang tidak stabil karena pandemi jadi kita siasati agar modal tanam padi tidak berat dengan menggunakan pupuk kandang," ujar salah seorang petani asal Pringsewu, Imron, saat dihubungi di Bandarlampung, Sabtu.

Ia mengatakan pupuk kandang tersebut ia kelola secara mandiri dengan mengandalkan sejumlah kambing yang dimiliki, hingga menghasilkan berkisar 3 karung dalam satu bulan.

"Saya buat sendiri karena ada sekitar 7 kambing, selain itu saat ini juga mencoba mengirit penggunaan pupuk dengan melarutkannya di air, ini baru separuh sawah yang sudah dipupuk," katanya.

Menurutnya, beragam upaya tersebut dilakukan untuk tetap bertahan di tengah pandemi.

Hal serupa juga dikatakan oleh seorang petani asal Lampung Barat Basri.

"Saya mencoba mengurangi jumlah penggunaan pupuk urea karena harga naik," ujar Basri.

Ia mengatakan pengurangan penggunaan pupuk dilakukan untuk menyiasati mahalnya harga pupuk.

"Untuk pupuk kandang kita gunakan untuk penyuburan tanaman," katanya lagi.

Diketahui Harga eceran tertinggi (HET) pupuk di Provinsi Lampung yang mengalami kenaikan diantaranya pupuk urea naik Rp450 jadi Rp2.250 per kilogram, pupuk ZA naik Rp300, dari Rp1.400 jadi Rp1.700 per kilogram, SP-36 naik Rp400, Rp2.000 jadi Rp2.400 per kilogram, organik naik Rp300  jadi Rp800 per kilogram.